Tuesday 25 October 2016

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK OUTBOUND BERBASIS INKUIRI



PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK OUTBOUND BERBASIS INKUIRI



Abstract

This research aims to develop teaching material to write poetry using inquiry-based outbound technique. To develop poetry as teaching material, this study uses inquiry-based outbound technique. The method used in this research is the Research and Development which was conducted to create a product that will be used in education through the scientific process that ends with the validation stage. So we can easily distinguish this development research of other types of educational research for research development has three main characteristics, namely: (1) it generates a product to be used; (2) the product is used in the field (in practice education); (3) during the study, product is always validated. Furthermore, product development result is tested to determine the feasibility of the product, through the group test, including (1) experts in creative writing poetry, (2) experts in learning literature, (3) teacher of Indonesian, and (4) test of small group of students. The conclusion of this research development is that the test result of teaching material of writing poetry using inquiry based outbound technique shows that the product is considered a feasible teaching material and can be implemented. As the pace of utilization of product development result, teachers are suggested to use this material in the teaching of writing poetry as an alternative source / learning material for learners.

Key Words: Pengembangan, Puisi, teknik Outbound, Berbasis Inkuiri

A.           PENDAHULUAN
 
Bahasa dalam karya sastra sangat penting peranannya karena bahasa merupakan media yang paling utama untuk mewujudkan karya sastra. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sastra adalah bentuk pengungkapan realita kehidupan masyarakat secara imajinasi sebagai manifestasi kehidupan manusia melalui bahasa sebagai objeknya dan memiliki efek yang positif terhadap kehidupan manusia.
Puisi adalah salah satu cabang sastra yang menggunakan kata-kata sebagai media penyampaian untuk membuahkan ilusi dan imajinasi, seperti halnya lukisan yang menggunakan garis dan warna dalam menggambarkan gagasan pelukisnya (Aminuddin, 2013: 134). Prosa terutama sekali bersifat menerangkan, menceritakan uraian sejelas mungkin, sehingga membutuhkan ruang yang cukup luas.
Mengajarkan puisi memang bukan hal yang mudah, karena puisi memiliki keunikan tersendiri yang terletak pada bahasa yang digunakan, karena bahasa yang digunakan puisi berbeda dengan bahasa yang dipakai dalam prosa. Namun, pembelajaran menulis puisi perlu diajarkan kepada siswa sekolah dasar sampai tingkat menengah ke atas, karena pembelajaran menulis puisi dapat dipakai untuk melatih kepekaan seseorang terhadap nilai-nilai kehidupan di sekitar manusia. Pembelajaran sastra dan evaluasinya seperti yang diungkapkan oleh Jamaludin (2003: 85) bahwa pola pembelajaran satra belum sepenuhnya berorientasi pada upaya pembinaan dan pengembangan daya apresiasi siswa terhadap karya sastra. Pada kenyataannya pembelajaran bahasa Indonesia di kelas selalu diarahkan pada segi-segi teoritis sehingga tujuan utama pengembangan kemampuan siswa tidak tercapai, yang meliputi empat kemampuan atau keterampilan berbahasa.
Fakta di lapangan menunjukkan bahwa dalam kegiatan pembelajaran menulis, siswa masih banyak mengalamai hambatan. Selama ini siswa sulit untuk menuangkan ide atau gagasan yang dimiliki dalam bentuk puisi. Ide-ide tersebut kadang juga masih tidak terstruktur dan terinci dengan baik sehingga pengungkapannya pun kurang runtut. Hambatan lain yang dialami siswa dalam pembelajaran menulis puisi adalah kurangnya semangat mereka dalam menulis puisi akibat metode pembelajaran yang digunakan guru masih kurang menarik.  Hal ini disebabkan oleh banyak faktor, di antaranya pemanfaatan media dalam kegiatan pembelajaran kurang bervariasi, guru masih sering menggunakan metode yang konvensional, sehingga membuat siswa merasa malas dan tidak dapat membangkitkan motivasi atau minat siswa. Siswa merasa pembelajaran menulis puisi membosankan sehingga menyebabkan siswa kurang berminat untuk dapat menghasilkan karya secara maksimal. Selain itu, siswa banyak yang kurang percaya diri untuk menunjukkan hasil karyanya kepada orang lain.
Pembelajaran menulis puisi dapat terjadi dengan efektif jika guru dapat mengembangkan strategi-strategi pembelajaran yang dapat memberikan peluang kepada siswa untuk lebih aktif, kreatif, dan inovatif. Pemikiran tersebut muncul dari diri siswa dan diharapkan dapat membuat siswa mempunyai keyakinan bahwa dirinya mampu untuk menulis puisi.
Berdasarkan masalah tersebut, maka diperlukan cara baru untuk mengembangkan dan merangsang kreativitas menulis puisi yaitu dengan menggunakan teknik outbound berbasis inkuiri. Hal ini terjadi karena teknik outbound tersebut diharapkan siswa merasa mudah memunculkan dan mengembangkan ide-idenya ke dalam bentuk puisi karena objek yang dijaidkan bahan penulisan puisi telah dilihat langsung oleh siswa. Hal ini sesuai dengan konsep outbound bahwa pembelajaran ini berbasis pada kegitan kunjungan pada suatu objek atau lingkungan. Selanjutnya, menulis puisi dengan teknik outbound yang berbasis inkuiri, pengajaran dengan basis inkuiri, menyatakan sebagai berikut: “Kita mengajarkan suatu bahan kajian tidak untuk menghasilkan perpustakaan hidup tentang bahan kajian itu, tetapi lebih ditujukan untuk membuat siswa berpikir.”
Sebagai langkah pemanfaatan produk hasil pengembangan, guru disarankan menggunakan bahan ajar ini pada pembelajaran menulis puisi sebagai salah satu alternatif sumber/bahan belajar bagi peserta didik. Selain guru, siswa juga disarankan memanfaatkan bahan ajar ini dalam pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan teknik outbound berbasisi inkuiri dengan memperhatikan petunjuk penggunaan dan mecermati setiap langkah-langkah pembelajaran menulis puisi dalam bahan ajar. Bagi peneliti lain prosedur penelitian pengembangan bahan ajar ini dapat menjadi pedoman untuk melakukan penelitian serupa. Selanjutnya, produk pengembangan dapat disebarluaskan dalam forum MGMP dan ditulis dalam jurnal penelitian.


B.                 HASIL DAN PEMBAHASAN

KETERAMPILAN MENULIS PUISI

Kegiatan menulis sangat penting dalam pendidikan karena dapat membantu
siswa berlatih berpikir, mengungkapkan gagasan, dan memecahkan masalah. Menulis adalah suatu bentuk berpikir, yang juga merupakan alat untuk membuat orang lain (pembaca) berpikir. Dengan menulis, seseorang siswa mampu mengkonstruksi berbagai ilmu atau pengetahuan yang dimiliki dalam sebuah tulisan, baik dalam bentuk esai, artikel, laporan ilmiah, cerpen, puisi, dan sebagainya.
Menulis puisi merupakan kegiatan yang sangat pribadi karena puisi adalah sebuah karya yang lahir dari hati. Oleh karena itu puisi termasuk salah satu jenis tulisan pribadi. Menurut Henry Guntur Tarigan (2008: 32) tulisan pribadi adalah suatu pernyataan dari gagasan-gagasan serta perasaan-perasaan kita mengenai pengalaman kita yang ditulis, bagi kesenangan kita sendiri, maupun bagi kepentingan dan kenikmatan sanak keluarga dan sahabat karib.
Menulis puisi adalah kegiatan produktif yang lahir dari ekspresi pribadi seseorang. Kepandaian menulis puisi bergantung pada pengalaman menulis puisi. Menurut Wiyanto dalam Arief Sudibyo (2008: 2) kemampuan menulis puisi sering dianggap sebagai bakat sehingga orang yang merasa tidak mempunyai bakat tidak akan dapat menulis, tetapi bakat tidak berarti tanpa ada pelatihan. Dan begitu pun sebaliknya, tanpa bakat pun bila seseorang rajin belajar dan giat berlatih, ia akan terampil dalam menulis puisi. Jadi, menulis puisi termasuk jenis keterampilan, seperti halnya jenis keterampilan lainnya, pemerolehannya harus melalui belajar dan berlatih, semakin sering belajar dan semakin giat berlatih, tentu semakin cepat terampil.

PROSEDUR PENGEMBANGAN BAHAN AJAR

Pengembangan bahan ajar perlu dilakukan secara sistematik berdasarkan
langkah-langkah yang saling terkait untuk menghasilkan bahan ajar yang bermanfaat. Penatar seringkali mengabaikan prosedur pengembangan bahan ajar yang sistematik ini karena berasumsi, jika sudah dibuat dengan baik sesuai dengan materi yang akan diajarkan, maka bahan ajar dapat digunakan dengan efektif dalam proses pembelajaran. Padahal ada beberapa langkah yang harus dilakukan penatar sebelum sampai pada kesimpulan bahawa bahan ajar sudah dikembangkan dengan baik, serta bahan ajar yang digunakan memang baik. Paling tidak ada lima langkah utama dalam prosedur pengembangan bahan ajar yang baik, sebagai berikut:
1.    Analisis
2.    Perancangan
3.    Pengembangan
4.    Evaluasi
5.    Revisi






Prinsip-prinsip pengembangan bahan ajar

Pengembangan suatu bahan ajar harus didasarkan pada analisis kebutuhan siswa. Terdapat sejumlah alasan mengapa perlu dilakukan pengembangan bahan ajar, seperti yang disebutkan oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas (2008: 8-9) sebagai berikut:
1.    Ketersediaan bahan sesuai tuntutan kurikulum, artinya bahan belajar yang dikembangkan harus sesuai dengan kurikulum.
2.    Karakteristik sasaran, artinya bahan ajar yang dikembangkan dapat disesuaikan dengan karakteristik siswa sebagai sasaran, karakteristik tersebut meliputi lingkungan sosial, budaya, geografis, maupun tahapan perkembangan siswa.
3.    Pengembangan bahan ajar harus dapat menjawab atau memecahkan masalah atau kesulitan dalam belajar.
Dengan demikian, pengembangan bahan ajar di sekolah perlu memperhatikan
karakteristik siswa dan kebutuhan siswa sesuai kurikulum, yaitu menuntut adanya partisipasi dan aktivasi siswa lebih banyak dalam pembelajaran. Dalam mengembangkan bahan ajar menulis puisi dengan menggunakan teknik outbound berbasis inkuiri , kita tetap memperlihatkan prinsip-prinsip pengembangan dan kesesuaian bahan yang akan dikembangkan.

PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK OUTBOUND

Pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan dapat dilakukan dengan cara
membawa lingkungan ke dalam kelas, seperti: menghadirkan nara sumber untuk menyampaikan materi di dalam kelas. Agar penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar berjalan efektif, maka perlu dilakukan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi serta tindak lanjutnya. Di samping itu, pemanfaatan lingkungan dapat ditempuh dengan cara melakukan kegiatan dengan membawa siswa ke lingkungan, seperti survey, karyawisata, berkemah, praktik lapangan dan sebagainya. Outbound dapat diartikan bahwa proses belajar dari pengalaman (experiental learning) dengan menggunakan seluruh panca indera (global learning) yang nampaknya rumit, memiliki kekuatan karena situasinya “memaksa” siswa memberikan respons spontan yang melibatkan fisik, emosi, dan kecerdasan sehingga secara langsung mereka dapat lebih memahami diri sendiri dan orang lain. Kegiatan outbond merupakan kegiatan belajar sambil bermain atau sebaliknya. Menurut Vygotsky (dalam Tedjasaputra, 2001: 10) bermain mempunyai peran langsung terhadap perkembangan kongnisi seorang anak dan berperan penting dalam perkembangan sosial dan emosi anak. Menurut Heterington dan Parke (dalam Moeslichatoen, 1999: 34), bermain juga berfungsi untuk mempermudah perkembangan kognitif anak. Belajar sambil bermain akan memungkinkan anak meneliti lingkungan, mempelajari segala sesuatu dan memecahkan masalah yang dihadapinya. Adapun tujuan teknik ini adalah dengan melaksanakan outbound diharapkan siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dari objek yang dilihatnya, dapat turut menghayati tugas pekerjaan milik seseorang serta dapat bertanggung jawab. Mungkin dengan jalan demikian mereka mampu memecahkan persoalan yang dihadapi dalam pembelajaran (Roestiyah, 2001:85).


PENGAJARAN BERBASIS INKUIRI

Model pembelajaran inkuiri adalah sebuah strategi yang langsung terpusat pada peserta didik yang mana nantinya kelompok-kelompok siswa tersebut akan dibawa dalam persoalan maupun mencari jawaban atas pertanyaan sesuai dengan struktur dan prosedur yang jelas. Sehingga model pembelajaran ini bisa melatih para siswa untuk belajar mulai dari menyelidiki dan menemukan masalah hingga menarik kesimpulan. Adapun model ini menjadikan siswa akan lebih banyak belajar mandiri untuk memecahkan permasalahan yang telah diberikan oleh pengajar.
Dalam pengaplikasian model pembelajaran inkuiri ini terdapat beberapa langkah atau tahapan pembelajaran. Adapun tahapan-tahapan tersebut bisa anda lihat seperti berikut ini :
1.        Orientasi
Tahapan ini merupakan sebuah langkah untuk menciptakan suasana pembelajaran yang lebih responsif. Jadi seorang guru di sini mengondisikan supaya peserta didik lebih siap dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Adapun yang dilakukan pada tahapan ini adalah
:
(1)      Menjelaskan tujuan, topik maupun hasil belajar yang di capai oleh para peserta didik.
(2)      Menjelaskan berbagai pokok kegiatan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
(3)      Menjelaskan betapa pentingnya sebuah topik dan juga kegiatan
belajar.
2.        Merumuskan masalah
Ini adalah langkah yang akan membawa para siswa ke sebuah persoalan yang harus dipecahkan. Jadi persoalan tersebut disajikan dengan menarik agar lebih menantang para siswa untuk emmecahkan teka-teki yang ada. Adapun konsep teka-teki tersebut haruslah mengandung konsep jelas sehingga bisa ditemukan atau dicari penyelesaiannya.
3.        Merumuskan hipotesis
Jadi hipotesis merupakan jawaban yang sifatnya sementara dalam sebuah permasalahan yang tengah dikaji. Adapun hipotesis tersebut memang masih perlu di uji kebenarannya. Sementara itu seorang guru juga harus bisa mengembangkan kemampuan menebak siswa dengan cara mendorongnya dalam merumuskan jawaban sementara serta merumuskan beberapa perkiraan yang mengarah pada jawaban yang sebenarnya.
4.        Mengumpulkan data
Adapun tahapan ini dilakukan untuk menjaring informasi yang diperlukan yang nantinya digunakan untuk menguji hipotesis yang telah di ajukan. Jadi di dalam model pembelajaran inkuiri ini pengumpulan data adalah proses mental yang teramat penting untuk mengembangkan intelektual.
5.        Menguji hipotesis
Pengujian hipotesis ini dilakukan untuk mendapatkan jawaban yang bisa diterima berdasarkan data yang telah didapatkan  dari proses pengumpulan data sebelumnya. Pengujian ini juga berarti untuk melatih mengembangkan kemampuan berpikir secara masuk akal atau rasional, maksudnya jawaban yang dipaparkan tidak hanya bersifat argumen tapi harus didukung dengan data yang kuat.


6.        Menarik kesimpulan
Ini adalah tahapan akhir apabila jawaban sudah ditemukan dan kita bisa menarik beberapa kesimpulan atas permasalahan dan jawaban yang didapatkannya.

C.                SIMPULAN

Berdasarkan uraian dalam pembahasan di atas, maka penulis menyimpulkan
Bahwa untuk menjawab tantangan dan permasalahan pendidikan dewasa ini guru harus berinovasi dalam kegiatan proses belajar dan mengajar. Guru tidak hanya mengandalkan buku-buku dan sasaran lain dalam proses belajar mengajar dari bantuan pemerintah. Serta guru perlu mengembangkan bahan-bahan ajar dari media, alat, dan sumber-sumber lain yang ada disekitarnya dengan tetap memperhatikan pedoman yang berlaku.
Pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan teknik outbound dengan
memanfaatkan lingkungan dapat dilakukan dengan cara membawa lingkungan ke dalam kelas, seperti: menghadirkan nara sumber untuk menyampaikan materi di dalam kelas. Agar penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar berjalan efektif, maka perlu dilakukan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi serta tindak lanjutnya. Pembelajaran menulis puisi berbasis inkuiri ini terdapat beberapa langkah atau tahapan pembelajaran. Adapun tahapan-tahapan tersebut, yaitu: orientasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis, selanjutnya tahap akhir menarik kesimpulan.
Sebagai langkah pemanfaatan produk hasil pengembangan, guru disarankan menggunakan bahan ajar ini pada pembelajaran menulis puisi sebagai salah satu alternatif sumber/bahan belajar bagi peserta didik. Selain guru, siswa juga disarankan memanfaatkan bahan ajar ini dalam pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan teknik outbound berbasisi inkuiri dengan memperhatikan petunjuk penggunaan dan mecermati setiap langkah-langkah pembelajaran menulis puisi dalam bahan ajar. Bagi peneliti lain prosedur penelitian pengembangan bahan ajar ini dapat menjadi pedoman untuk melakukan penelitian serupa. Selanjutnya, produk pengembangan dapat disebarluaskan dalam forum MGMP dan ditulis dalam jurnal penelitian.

D.                DAFTAR PUSTKA



Bagikan

Jangan lewatkan

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK OUTBOUND BERBASIS INKUIRI
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.