Peran Bahasa Sebagai Sarana Berpikir
Ilmiah
a. Pengertian bahasa
Bahasa dapat kita
cirikan sebagai serangkaian bunyi. Sebenarnya kita dapat berkomunikasi dengan
mempergunakan alat lain, umpamanya saja dengan menggunakan bahas isyarat, namun
manusia mempergunakan bunyi sebagai alat komunikasi yang paling utama. Komunikasi mempergunakan
bunyi ini dikatakan juga sebagai komunikasi verbal.
Bahasa merupakan
lambang dimana rangkaian bunyi ini membentuk suatu arti tertentu.
Rangkaian bunyi yang kita kenal sebagai kata malambangkan suatu objek tertentu.
Umpamanya perkataan gunung sebenarnya merupakan lambang yang kita berikan
kepada kedua objek tersebut. Bila objek tersebut kita lambangkan dengan bunyi
“gunung” sedangkan bagi bahasa lain dilambangkan dengan mountain dalam bahasa inggris atau jaba dalam bahasa arab. Menurut Haliday sebagaimana
yang dikutip oleh Thaimah bahwa fungsi bahasa adalah sebagai berikut:
1)
Fungsi instrumental: peggunaan bahasa untuk mencapai
suatu hal yang bersifat materi seperti makan, minum dan sebagainya.
2)
Fungsi regulatoris: penggunaan bahasa untuk memerintah
dan perbaikan tingkah laku.
3)
Fungsi interaksional: penggunaan bahasa untuk saling
mencurahkan perasaan pemikiran antara seseorang dan oraang lain.
4)
Fungsi personal: seseorang menggunakan bahasa untuk
mencurahkan perasaan dan pikiran.
5)
Fungsi heuristik: penggunaan bahasa untuk mencapai
mengungkap tabir fenomena dan keinginan untuk mempelajarinya.
6)
Fungsi imajinatif: penggunaan bahasa untuk
mengungkapkan imajinasi seseorang dan gambaran-gambaran tentang discovery
seseorang dan tidak sesuai dengan realita (dunia nyata).
7)
Fungsi representasional: penggunaan bahasa unuk
menggambarkan pemikiran dan wawasan serta menyampaikannya pada orang lain
Manusia mengumpulkan
lambang-lambang ini dan menyusun apa yang kita kenal sebagai perbendaharaan
kata-kata. Perbendaharaan ini pada hakikatnya merupakan akumulasi pengalaman
dan pemikiran mereka. Artinya dengan perbendaharaan kata-kata yang mereka
punyai maka manusia dapat mengkomunikasikan segenap pengalaman dan pemikiran
mereka. Inilah yang menyebabkan bahasa terus berkembang yakni karena disebabkan
pengalaman dan pikiran manusia yang juga berkembang. Adanya lambang-lambang ini
memungkinkan manusia dapat berpikir dan belajar dengan lebih baik.
Adanya bahasa ini
memungkinkan kita untuk memikirkan sesuatu dalam benak kepala kita, meskipun
objek yang sedang kita pikirkan tersebut tidak berada didekat kita. Manusia
dengan kemampuan berbahasa memungkinkan untuk memikirkan sesuatu masalah
terus-menerus. Lain pulanya dengan binatang, karena mereka tidak mempunyai
bahasa seperti apa yang kita punya, maka mereka baru bisa berpikir jika objek
itu berada di depan matanya. Perbedaan pindidikan antara manusia dengan
binatang terutama terletak pada tujuanya: manusia belajar agar berbudaya
sedangkan binatang belajar untuk mempertahankan jenisnya.
Dengan bahasa bukan
saja manusia dapat berpikir secara teratur namun juga dapat mengkomunikasikan
apa yang sedang dia pikirkan kepada orang lain. Namun bukan itu saja, dengan
bahasa kitapun dapat mengekspresikan suka dan perasaan kita. Dengan adanya
bahasa maka manusia hidup dalam dunia yakni dunia pengalaman yang nyata dan
dunia simbolik yang dinyatakan dengan bahasa. Disamping pengetahuan manusia
mencoba memberi arti kepada semua gejala fisik yang dialaminya. Seni merupakan
kegiatan ekstetik yang banyak mempergunakan aspek emotif dari bahasa baik itu
seni suara maupun seni sastra dalam hal ini bahasa bukan saja dipergunakan
untuk mengemukakan perasaan itu sendiri melainkan juga merupakan ramuan untuk
menjenakan pengalaman yang ekspresif tadi.
Komunikasi ilmiah
mensyaratkan bentuk komunikasi yang sangat lain dengan kominikasi ekstetik.
Komunikasi ilmiah bertujuan untuk menyampaikan informasi yang berupa
pengetahuan. Agar komunikasi ilmiah ini berjalan dengan baik maka bahasa yang
dipergunakan harus terbebas dari unsur-unsur emotif. Kominikasi ilmiah harus
bersikap repoduktif artinya bila sipengirim informasi x yang diterima harus
merupakan reproduksi yang benar-benar sama dari informasi x yang dikirimkan.
Oleh sebab itu maka proses komunikasi ilmiah harus bersikap jelas dan obyektif
yakni terbebas dari unsur-unsur emotif. Hal ini harus kita lakukan untuk
mencegah si penerima komunikasi memberi makna lain yang berbeda dengan makna
yang kita maksudkan.
Karya ilmiah pada
dasarnya merupakan kumpulan pernyataan yang mengemukakan informasi tentang
pengetahuan maupun jalan pemikiran dalam mendapatkan pengetahuan tersebut.
Untuk mampu mengkomunikasikan suatu pernyataan dengan jelas maka seseorang
harus menguasai kata bahasa yang baik. Pengetahuan tata bahasa dengan baik
merupakan syarat mutlak bagi komunikasi ilmiah yang benar. Karya ilmiah juga
mempunyai gaya penulisan yang pada hakikatnya merupakan usaha untuk mencoba
menghindari kecenderungan yang bersifat emosional bagi kegiatan seni namun
merupakan kerugian bagi kegiatan ilmiah oleh sebab itu gaya penulisan ilmiah,
dimana tercakup didalamnya pengguanaan tata bahasa dan penggunaan kata-kata,
harus diusahakan sedemikian mungkin untuk menggunakan unsur-unsur emotif ini
seminimal mungkin.
a. Ciri – Ciri Bahasa
Ilmiah
Bahasa ilmiah memiliki ciri-ciri tersendiri, yaitu informatif, reproduktif
atau intersubjektif, dan antiseptik.
1) Informatif berarti
bahwa bahasa ilmiah mengungkapan informasi atau pengetahuan. Informasi atau
pengetahuan ini dinyatakan secara eksplisit dan jelas untuk menghindari
kesalahpahaman.
2) Reproduktif adalah
bahwa pembicara atau penulis menyampaikan informasi yang sama dengan informasi
yang diterima oleh pendengar atau pembacanya.
3) Menurut Kemeny,
antiseptik berarti bahasa ilmiah itu objektif dan tidak memuat unsur emotif,
kendatipun pada kenyataannya unsur emotif ini sulit dilepaskan dari unsur
informatif.
Slamet Iman Santoso
mengimbuhkan bahwa bahasa ilmiah itu bersifat deskriptif (descriptive language). Artinya, bahasa ilmiah menjelaskan fakta dan
pemikiran; dan pernyataan-pernyataan dalam bahasa ilmiah bisa diuji
benar-salahnya. Beerling, Kwee, Mooij, Van Peursen menambahkan ciri
intersubjektif, yaitu ungkapan-ungkapan yang dipakai mengandung makna-makna
yang sama bagi para pemakainya.
c.
Beberapa Kekurangan Bahasa sebagai Sarana Komunikasi Ilmiah
Sebagai sarana
komunikasi ilmiah maka bahasa mempunyai beberapa kekurangan. Kekurangan ini
pada hakikatnya terletak pada peranan bahasa itu sendiri yang bersifat
multifungsi yakni sebagai sarana komunikasi emotif, afektif dan simbolik.
Kekurangan yang kedua terletak pada arti yang tidak jelas dan eksak yang
dikandung oleh kata-kata yang mengandung bahasa. Dipihak lain usaha untuk
menyampaikan arti sejelas dan se eksak mungkin dalam suatu proses komunikasi
mungkin akan munyebabkan proses penyampain informasi itu malah tidak
komunikatif lagi disebabkan bahasa yang bertele-tele dan membosankan.
Mengambil
contoh dari kehidupan sehari-hari misalkan “cinta”.kata cinta ini sering dipakai
dalam lingkup yang sangat luas umpamanya dalam hubungan antara ibu dan anak,
ayah dan anak, kakek dan nenek, perasaan kepada tanah air dan ikatan pada rasa
kemanusiaan yang besar. Disamping itu bahasa mempunyai beberapa kata yangn
memberi arti yang sama, umpamanya pengertian tentang “usaha kerja sama yang
terkoordinasi dalam mencapai suatu tujuan tertentu” disebutkan sebagai
administrasi, manajemen, pengelolaan dan tatalaksana. Sifat majemuk dari bahasa
ini sering menimbulkan apa yang dinamakan kekacauan simatik, dimana dua orang
yang berkomunikasi mempergunakan sebuah kata yang sama namun untuk pengertian
yang berbeda.
Kelemahan yang ketiga
bahasa sering bersifat berputar-putar dalam mempergunakan kata-kata terutama
dalam memberikan definisi. Contoh lain yang sering kita temukan adalah
perkataan “data” yang diartikan sebagai “bahan yang diolah menjadi informasi”;
sedangkan “informasi” diartikan “keterangan yang didapat dari data”. Hal ini
sebenarnya taka da salahnya selama kata-kata yang dipergunakan itu sudah
mempunyai pengertian yang jelas dan bukan bersifat berputar-putar. Masalah
bahasa ini menjadi bahan pemikiran yang sungguh-sungguh genstin, disebabkan
karena “kebanyakan dari pernyataan dan pertanyaan ahli filsafat timbul dari
kegagalan mereka untuk menguasai logika bahasa.
Bagikan
Peran Bahasa Sebagai Sarana Berpikir Ilmiah
4/
5
Oleh
ATLET.COM