Tiga Generasi Psikolinguistik
Perkembangan disiplin ilmu psikolinguistik telah merangsang Mehler dan
Noizet untuk menulis artikel “Vers une Modelle Psycholinguistique du Locuter”
(1974) yang dimuat di Textes Pour une Psycholinguistique. Dalam
penjelasan ini dijelaskan bahwa ada tiga generasi perkembangan psikolinguistik.
1.
Psikolinguistik
Generasi Pertama.
Psikolinguistik generasi pertama
ini ditandai oelh penulisan artikel “Psycholinguistics : A Survey of Thery and
Research Problems” yang disunting oleh C. Osgoods dan Sebeok. Maka kedua tokoh
ini dinobatkan sebagai tokoh psikolinguistik generasi pertama. Titik pandang
Osgoods dan Sebeok dipengaruhi aliran behaviorisme. Menurut Parera (1996) dalam
Abdul Chaer generasi pertama memiliki tida kelemahan :
a. Adanya sifat reaktif dari psikolinguistik
tentang bahasa yang memandang bahwa bahasa bukanlah satu tindakan atau
perbuatan manusiawi melainkan dipandang sebagai satu stimulus-respons.
b. Psikolinguistik bersifat atomistik. Sifat ini
nampak jelas ketika Osgoods mengungkapkan teori pemerolehan bahasa bahwa jumlah
pemerolehan bahasa adalah kemampuan untuk membedakan kata atau bentuk yang
berbeda, dan kemampuan untuk melakukan generalisasi.
c. Bersifat individualis.
Teorinya menekankan pada peprilaku berbahasa individu-individu yang terisolasi
dari amsyarakat dan komunikasi nyata. Tokoh lain psikolinguistik generasi
pertama ini adalah Bloomfoeld dan Skinner.
2. Psikolinguistik Generasi Kedua
Teori-teori generasi pertama
ditolak oleh beberapa tokoh seperi Noam Chomsky dan George Miller. Menurut
Mehler dan Noizet, psikologi generasi kedua telah menagatasi ciri-ciri
atomistik psikolinguistik. Psikologi generasi ini berpendapat bahwa dalam
proses berbahasa bukanlah butir-butir bahasa yang diperoleh, melaikan kaidah
dan sistem kaidahnya. Di sini, orientasi psikologis digantikan oleh orientasi
linguistik. Penggabungan antara Miller dan Chomsky meruapakan penggabungan
model-model linguistik tatabahasa Chomsky yang relatif berbeda dengan
proses-proses psikologi. Malah Mehler dan Noizet mengatakan bahwa psilinguistik
generasi kedua anti-psikologi. Tokoh fase ini lebih mengarah pada manifestasi
ujaran sebagai bentuk linguistik. G.S. Miller dan Noam Chomsky menyatakan
beberapa hal tentang psikolinguistik generasi kedua ini dalam artikel “Some
Preliminaries to Psycholinguistics” :
a. Dalam komunikasi verbal, tidak semua ciri-ciri
fisiknya jelas dan terang, dan tidak semua ciri-ciri yang etrang dalam ujaran
mempunyai representasi fisik.
b. Makna
sebuah tuturan tidak boleh dikacaukan dengan apa yang
ditunjukkan. Makna adalah sesuatu
yang sangat kompleks yang menyangkut antar hubungan simbol-simbol atau
lambang-lambang. Respons yang terpenggal-penggal terlalu menyederhanakan manka
secara keseluruhan.
c. Struktur sintaksis sebuah kalimat terdiri atas
satuan-satuan interaksi anatara makna kata yang terdapay dalam kalimat
tersebut. Kalimat-kalimat itu tersusun secara hierarkis, tetapi belum cukup
menjelaskan wujud luar linguistik.
d. Jumlah kalimat dan jumlah makna yang dapat
diejawantahkan tidak terbatas jumlahnya. Pengetahuan seseorang akan bahasa harus
dikaitkan dengan kemampuan seseorang menyusun bahasa dalam sisitem sintaksis
dan semantik.
e. Harus
dibedakan antara pendeksripsian bahasa denga pendeskripsian pemakaian bahasa.
Seorang ahli psikolinguistik harus merumuskan model-model pengejawantahan
bahasa yang dapat meliputi pengetahuan kaidah bahasa.
f. Ada
komponen biologis yang besar untuk menentukan kemampuan berbahasa. Kemampuan
berbahasa ini tidak tergantung apada intelegensi dan besarnya otak, melainkan
bergantung pada “manusia”.
baca juga: Psikolinguistik
3.
Psikolinguistik
Generasi Ketiga
Psikolinguistik generasi kedua
menyatakan bahwa analisis mereka mengakui bahasa telah melampaui batas kalimat.
Namun, pada kenyataannya, analisis mereka baru sampai pada tahap kalimat saja,
belum pada wacana. Kekurangan analisis pada psikolinguistik generasi kedua
kemudian diperbaharui oleh psikolinguistik generasi ketiga. G. Werstch dalam
bukunya Two Problems for the New Psycholinguistics memberi karakteristik
baru ilmu ini sebagai “psikolinguistik baru”. Beberapa ciri psiklonguistik
generasi ketiga ini adalah :
a. Orientasi mereka kepada psikologi, tetapi
bukan psikologi perilaku. Seperti yang diungkapkan
Fresse dan Al Vallon (Prancis) dan psikolog Uni Soviet, telah terjadi proses
serempak dari informasi psikologi dan linguistik.
b.
Keterlepasan mereka dari kerangka “psikolinguistik kalimat”, dan lebih mengarah
pada “psikolnguistik situasi dan konteks”.
c. Adanya
pergeseran dari analisis proses ujaran yang abstrak ke satu analisis psikologis
mengenai komunikasi dan pikiran.
Sebetulnya, psikolinguistik di Rusia
lebih dahulu berkembang dari pada di negara-negara Barat. Hal ini terjadi
karena sejak awal psikolinguistik di Rusia telah memperhitungkan perilaku
komunikasi dan perpikiran dalam analisis psikolinguistik. Selain itu,
psikolinguistik di Rusia dikenal dengan istilah “Teori Aktivitas Ujaran” yang
mendasarkan dirinya pada postulat bahwa perilaku manusia bersifat aktif,
porpusif, dan inovatif. Postulat ini di negara batar belum tercapai.
Bagikan
Tiga Generasi Psikolinguistik ; Perkembangan disiplin ilmu psikolinguistik
4/
5
Oleh
ATLET.COM