PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENULIS PUISI DENGAN
MENGGUNAKAN TEKNIK OUTBOUND BERBASIS INKUIRI
Abstract
This research aims to develop teaching material to write poetry
using inquiry-based outbound technique. To develop poetry as teaching material,
this study uses inquiry-based outbound technique. The method used in this
research is the Research and Development which was conducted to create a
product that will be used in education through the scientific process that ends
with the validation stage. So we can easily distinguish this development
research of other types of educational research for research development has
three main characteristics, namely: (1) it generates a product to be used; (2)
the product is used in the field (in practice education); (3) during the study,
product is always validated. Furthermore, product development result is tested
to determine the feasibility of the product, through the group test, including
(1) experts in creative writing poetry, (2) experts in learning literature, (3)
teacher of Indonesian, and (4) test of small group of students. The conclusion
of this research development is that the test result of teaching material of
writing poetry using inquiry based outbound technique shows that the product is
considered a feasible teaching material and can be implemented. As the pace of
utilization of product development result, teachers are suggested to use this
material in the teaching of writing poetry as an alternative source / learning
material for learners.
Key Words: Pengembangan, Puisi, teknik Outbound, Berbasis
Inkuiri
A.
PENDAHULUAN
Bahasa dalam karya sastra sangat penting
peranannya karena bahasa merupakan media yang paling utama untuk mewujudkan
karya sastra. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sastra adalah bentuk
pengungkapan realita kehidupan masyarakat secara imajinasi sebagai manifestasi kehidupan manusia melalui bahasa
sebagai objeknya dan memiliki efek yang positif terhadap kehidupan manusia.
Puisi adalah salah satu cabang sastra
yang menggunakan kata-kata sebagai media penyampaian untuk membuahkan ilusi dan
imajinasi, seperti halnya lukisan yang menggunakan garis dan warna dalam menggambarkan
gagasan pelukisnya (Aminuddin, 2013: 134). Prosa terutama sekali bersifat menerangkan, menceritakan
uraian sejelas mungkin, sehingga membutuhkan ruang yang cukup luas.
Mengajarkan puisi memang bukan hal yang mudah,
karena puisi memiliki keunikan tersendiri yang terletak pada bahasa yang
digunakan, karena bahasa yang digunakan puisi berbeda dengan bahasa yang
dipakai dalam prosa. Namun, pembelajaran menulis puisi perlu diajarkan kepada
siswa sekolah dasar sampai tingkat menengah ke atas, karena pembelajaran
menulis puisi dapat dipakai untuk melatih kepekaan seseorang terhadap
nilai-nilai kehidupan di sekitar manusia. Pembelajaran sastra dan evaluasinya
seperti yang diungkapkan oleh Jamaludin (2003: 85) bahwa pola pembelajaran
satra belum sepenuhnya berorientasi pada upaya pembinaan dan pengembangan daya
apresiasi siswa terhadap karya sastra. Pada kenyataannya pembelajaran bahasa
Indonesia di kelas selalu diarahkan pada segi-segi teoritis sehingga tujuan
utama pengembangan kemampuan siswa tidak tercapai, yang meliputi empat
kemampuan atau keterampilan berbahasa.
Fakta di lapangan menunjukkan bahwa dalam kegiatan pembelajaran
menulis, siswa masih banyak mengalamai hambatan. Selama ini siswa sulit untuk
menuangkan ide atau gagasan yang dimiliki dalam bentuk puisi. Ide-ide tersebut
kadang juga masih tidak terstruktur dan terinci dengan baik sehingga
pengungkapannya pun kurang runtut. Hambatan lain yang dialami siswa dalam
pembelajaran menulis puisi adalah kurangnya semangat mereka dalam menulis puisi
akibat metode pembelajaran yang digunakan guru masih kurang menarik. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor, di antaranya pemanfaatan media
dalam kegiatan pembelajaran kurang bervariasi, guru masih sering menggunakan
metode yang konvensional, sehingga membuat siswa merasa malas dan tidak dapat
membangkitkan motivasi atau minat siswa. Siswa merasa pembelajaran menulis
puisi membosankan sehingga menyebabkan siswa kurang berminat untuk dapat
menghasilkan karya secara maksimal. Selain itu, siswa banyak yang kurang
percaya diri untuk menunjukkan hasil karyanya kepada orang lain.
Pembelajaran menulis puisi dapat terjadi dengan
efektif jika guru dapat mengembangkan strategi-strategi pembelajaran yang dapat
memberikan peluang kepada siswa untuk lebih aktif, kreatif, dan inovatif. Pemikiran tersebut muncul dari diri siswa dan diharapkan dapat
membuat siswa mempunyai keyakinan bahwa dirinya mampu untuk menulis puisi.
Berdasarkan masalah tersebut, maka diperlukan cara baru untuk
mengembangkan dan merangsang kreativitas menulis puisi yaitu dengan menggunakan
teknik outbound berbasis inkuiri. Hal ini terjadi karena teknik
outbound tersebut diharapkan siswa merasa mudah
memunculkan dan mengembangkan ide-idenya ke dalam bentuk puisi karena objek
yang dijaidkan bahan penulisan puisi telah dilihat langsung oleh siswa. Hal ini
sesuai dengan konsep outbound bahwa pembelajaran ini berbasis pada kegitan
kunjungan pada suatu objek atau lingkungan. Selanjutnya, menulis puisi dengan teknik outbound yang berbasis inkuiri,
pengajaran dengan basis inkuiri, menyatakan sebagai berikut: “Kita mengajarkan
suatu bahan kajian tidak untuk menghasilkan perpustakaan hidup tentang bahan
kajian itu, tetapi lebih ditujukan untuk membuat siswa berpikir.”
Sebagai langkah pemanfaatan produk hasil
pengembangan, guru disarankan menggunakan bahan ajar ini pada pembelajaran menulis
puisi sebagai salah satu alternatif sumber/bahan belajar bagi peserta didik.
Selain guru, siswa juga disarankan memanfaatkan bahan ajar ini dalam
pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan teknik outbound berbasisi inkuiri
dengan memperhatikan petunjuk penggunaan dan mecermati setiap langkah-langkah
pembelajaran menulis puisi dalam bahan ajar. Bagi peneliti lain prosedur
penelitian pengembangan bahan ajar ini dapat menjadi pedoman untuk melakukan
penelitian serupa. Selanjutnya, produk pengembangan dapat disebarluaskan dalam
forum MGMP dan ditulis dalam jurnal penelitian.
B.
HASIL DAN PEMBAHASAN
KETERAMPILAN MENULIS PUISI
Kegiatan
menulis sangat penting dalam pendidikan karena dapat membantu
siswa berlatih
berpikir, mengungkapkan gagasan, dan memecahkan masalah. Menulis adalah suatu
bentuk berpikir, yang juga merupakan alat untuk membuat orang lain (pembaca)
berpikir. Dengan menulis, seseorang siswa mampu mengkonstruksi berbagai ilmu
atau pengetahuan yang dimiliki dalam sebuah tulisan, baik dalam bentuk esai,
artikel, laporan ilmiah, cerpen, puisi, dan sebagainya.
Menulis puisi merupakan kegiatan yang sangat pribadi karena puisi
adalah sebuah karya yang lahir dari hati. Oleh karena itu puisi termasuk salah
satu jenis tulisan pribadi. Menurut Henry Guntur Tarigan (2008: 32) tulisan
pribadi adalah suatu pernyataan dari gagasan-gagasan serta perasaan-perasaan
kita mengenai pengalaman kita yang ditulis, bagi kesenangan kita sendiri,
maupun bagi kepentingan dan kenikmatan sanak keluarga dan sahabat karib.
Menulis puisi adalah kegiatan produktif yang lahir dari ekspresi
pribadi seseorang. Kepandaian menulis puisi bergantung pada pengalaman menulis
puisi. Menurut Wiyanto dalam Arief Sudibyo (2008: 2) kemampuan menulis puisi
sering dianggap sebagai bakat sehingga orang yang merasa tidak mempunyai bakat
tidak akan dapat menulis, tetapi bakat tidak berarti tanpa ada pelatihan. Dan
begitu pun sebaliknya, tanpa bakat pun bila seseorang rajin belajar dan giat
berlatih, ia akan terampil dalam menulis puisi. Jadi, menulis puisi termasuk
jenis keterampilan, seperti halnya jenis keterampilan lainnya, pemerolehannya
harus melalui belajar dan berlatih, semakin sering belajar dan semakin giat
berlatih, tentu semakin cepat terampil.
PROSEDUR PENGEMBANGAN BAHAN AJAR
Pengembangan
bahan ajar perlu dilakukan secara sistematik berdasarkan
langkah-langkah yang saling terkait untuk menghasilkan bahan ajar yang bermanfaat.
Penatar seringkali mengabaikan prosedur pengembangan bahan ajar yang sistematik
ini karena berasumsi, jika sudah dibuat dengan baik sesuai dengan materi yang
akan diajarkan, maka bahan ajar dapat digunakan dengan efektif dalam proses
pembelajaran. Padahal ada beberapa langkah yang harus dilakukan penatar sebelum
sampai pada kesimpulan bahawa bahan ajar sudah dikembangkan dengan baik, serta
bahan ajar yang digunakan memang baik. Paling tidak ada lima langkah utama
dalam prosedur pengembangan bahan ajar yang baik, sebagai berikut:
1. Analisis
2. Perancangan
3. Pengembangan
4. Evaluasi
5. Revisi
Prinsip-prinsip pengembangan bahan ajar
Pengembangan suatu bahan ajar harus didasarkan pada analisis
kebutuhan siswa. Terdapat sejumlah alasan mengapa perlu dilakukan pengembangan
bahan ajar, seperti yang disebutkan oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Atas (2008: 8-9) sebagai berikut:
1.
Ketersediaan bahan sesuai
tuntutan kurikulum, artinya bahan belajar yang dikembangkan harus sesuai dengan
kurikulum.
2.
Karakteristik sasaran, artinya
bahan ajar yang dikembangkan dapat disesuaikan dengan karakteristik siswa
sebagai sasaran, karakteristik tersebut meliputi lingkungan sosial, budaya,
geografis, maupun tahapan perkembangan siswa.
3.
Pengembangan bahan ajar harus
dapat menjawab atau memecahkan masalah atau kesulitan dalam belajar.
Dengan demikian,
pengembangan bahan ajar di sekolah perlu memperhatikan
karakteristik siswa dan kebutuhan siswa sesuai kurikulum, yaitu menuntut
adanya partisipasi dan aktivasi siswa lebih banyak dalam pembelajaran. Dalam
mengembangkan bahan ajar menulis puisi dengan menggunakan teknik outbound
berbasis inkuiri , kita tetap memperlihatkan prinsip-prinsip pengembangan dan
kesesuaian bahan yang akan dikembangkan.
PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN
TEKNIK OUTBOUND
Pembelajaran dengan memanfaatkan
lingkungan dapat dilakukan dengan cara
membawa
lingkungan ke dalam kelas, seperti: menghadirkan nara sumber untuk menyampaikan
materi di dalam kelas. Agar penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar
berjalan efektif, maka perlu dilakukan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
serta tindak lanjutnya. Di samping itu, pemanfaatan lingkungan dapat ditempuh
dengan cara melakukan kegiatan dengan membawa siswa ke lingkungan, seperti
survey, karyawisata, berkemah, praktik lapangan dan sebagainya. Outbound dapat
diartikan bahwa proses belajar dari pengalaman (experiental learning) dengan
menggunakan seluruh panca indera (global learning) yang nampaknya rumit,
memiliki kekuatan karena situasinya “memaksa” siswa memberikan respons spontan
yang melibatkan fisik, emosi, dan kecerdasan sehingga secara langsung mereka
dapat lebih memahami diri sendiri dan orang lain. Kegiatan outbond merupakan
kegiatan belajar sambil bermain atau sebaliknya. Menurut Vygotsky (dalam
Tedjasaputra, 2001: 10) bermain mempunyai peran langsung terhadap perkembangan
kongnisi seorang anak dan berperan penting dalam perkembangan sosial dan emosi
anak. Menurut Heterington dan Parke (dalam Moeslichatoen, 1999: 34), bermain
juga berfungsi untuk mempermudah perkembangan kognitif anak. Belajar sambil
bermain akan memungkinkan anak meneliti lingkungan, mempelajari segala sesuatu
dan memecahkan masalah yang dihadapinya. Adapun tujuan teknik ini adalah dengan
melaksanakan outbound diharapkan siswa dapat memperoleh pengalaman langsung
dari objek yang dilihatnya, dapat turut menghayati tugas pekerjaan milik
seseorang serta dapat bertanggung jawab. Mungkin dengan jalan demikian mereka
mampu memecahkan persoalan yang dihadapi dalam pembelajaran (Roestiyah,
2001:85).
PENGAJARAN BERBASIS INKUIRI
Model
pembelajaran inkuiri adalah sebuah strategi yang langsung terpusat pada peserta
didik yang mana nantinya kelompok-kelompok siswa tersebut akan dibawa dalam
persoalan maupun mencari jawaban atas pertanyaan sesuai dengan struktur dan
prosedur yang jelas. Sehingga model pembelajaran ini bisa melatih para siswa
untuk belajar mulai dari menyelidiki dan menemukan masalah hingga menarik
kesimpulan. Adapun model ini menjadikan siswa akan lebih banyak belajar mandiri
untuk memecahkan permasalahan yang
telah diberikan oleh pengajar.
Dalam pengaplikasian model
pembelajaran inkuiri ini terdapat beberapa langkah atau tahapan pembelajaran.
Adapun tahapan-tahapan tersebut bisa anda lihat seperti berikut ini :
1.
Orientasi
Tahapan ini merupakan sebuah langkah untuk menciptakan suasana pembelajaran yang lebih responsif. Jadi seorang guru di sini mengondisikan supaya peserta didik lebih siap dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Adapun yang dilakukan pada tahapan ini adalah:
Tahapan ini merupakan sebuah langkah untuk menciptakan suasana pembelajaran yang lebih responsif. Jadi seorang guru di sini mengondisikan supaya peserta didik lebih siap dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Adapun yang dilakukan pada tahapan ini adalah:
(1)
Menjelaskan
tujuan, topik maupun hasil belajar yang di capai oleh para peserta didik.
(2)
Menjelaskan
berbagai pokok kegiatan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
(3)
Menjelaskan
betapa pentingnya sebuah topik dan juga kegiatan
belajar.
belajar.
2.
Merumuskan masalah
Ini adalah langkah yang akan membawa para siswa ke
sebuah persoalan yang harus dipecahkan. Jadi persoalan tersebut disajikan
dengan menarik agar lebih menantang para siswa untuk emmecahkan teka-teki yang
ada. Adapun konsep teka-teki tersebut haruslah mengandung konsep jelas sehingga
bisa ditemukan atau dicari penyelesaiannya.
3.
Merumuskan hipotesis
Jadi hipotesis merupakan jawaban yang sifatnya sementara dalam sebuah
permasalahan yang tengah dikaji. Adapun hipotesis tersebut memang masih perlu
di uji kebenarannya. Sementara itu seorang guru juga harus bisa mengembangkan
kemampuan menebak siswa dengan cara mendorongnya dalam merumuskan jawaban sementara
serta merumuskan beberapa perkiraan yang mengarah pada jawaban yang sebenarnya.
4.
Mengumpulkan data
Adapun tahapan ini dilakukan untuk menjaring informasi yang diperlukan
yang nantinya digunakan untuk menguji hipotesis yang telah di ajukan. Jadi di
dalam model pembelajaran inkuiri ini pengumpulan data adalah proses mental yang
teramat penting untuk mengembangkan intelektual.
5.
Menguji hipotesis
Pengujian hipotesis ini dilakukan untuk mendapatkan jawaban yang bisa
diterima berdasarkan data yang telah didapatkan dari proses pengumpulan
data sebelumnya. Pengujian ini juga berarti untuk melatih mengembangkan
kemampuan berpikir secara masuk akal atau rasional, maksudnya jawaban yang
dipaparkan tidak hanya bersifat argumen tapi harus didukung dengan data yang kuat.
6.
Menarik kesimpulan
Ini
adalah tahapan akhir apabila jawaban sudah ditemukan dan kita bisa menarik
beberapa kesimpulan atas permasalahan dan jawaban yang didapatkannya.
C.
SIMPULAN
Berdasarkan uraian dalam pembahasan di atas, maka
penulis menyimpulkan
Bahwa untuk menjawab tantangan dan permasalahan pendidikan dewasa ini guru
harus berinovasi dalam kegiatan proses belajar dan mengajar. Guru tidak hanya
mengandalkan buku-buku dan sasaran lain dalam proses belajar mengajar dari
bantuan pemerintah. Serta guru perlu mengembangkan bahan-bahan ajar dari media,
alat, dan sumber-sumber lain yang ada disekitarnya dengan tetap memperhatikan
pedoman yang berlaku.
Pembelajaran menulis puisi dengan
menggunakan teknik outbound dengan
memanfaatkan
lingkungan dapat dilakukan dengan cara membawa lingkungan ke dalam kelas, seperti:
menghadirkan nara sumber untuk menyampaikan materi di dalam kelas. Agar
penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar berjalan efektif, maka perlu
dilakukan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi serta tindak lanjutnya. Pembelajaran
menulis puisi
berbasis inkuiri ini terdapat beberapa langkah atau tahapan
pembelajaran. Adapun tahapan-tahapan tersebut, yaitu: orientasi, merumuskan masalah, merumuskan
hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis, selanjutnya tahap akhir
menarik kesimpulan.
Sebagai langkah pemanfaatan produk hasil
pengembangan, guru disarankan menggunakan bahan ajar ini pada pembelajaran
menulis puisi sebagai salah satu alternatif sumber/bahan belajar bagi peserta
didik. Selain guru, siswa juga disarankan memanfaatkan bahan ajar ini dalam
pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan teknik outbound berbasisi inkuiri
dengan memperhatikan petunjuk penggunaan dan mecermati setiap langkah-langkah
pembelajaran menulis puisi dalam bahan ajar. Bagi peneliti lain prosedur
penelitian pengembangan bahan ajar ini dapat menjadi pedoman untuk melakukan
penelitian serupa. Selanjutnya, produk pengembangan dapat disebarluaskan dalam
forum MGMP dan ditulis dalam jurnal penelitian.
D.
DAFTAR PUSTKA
Bagikan
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK OUTBOUND BERBASIS INKUIRI
4/
5
Oleh
ATLET.COM