Thursday, 13 October 2016

ESAI Sastra: Nilai Sosial dan Kehidupan




 


ESAI : Nilai Sosial dan Kehidupan

Karya Sastra merupakan karya imajinatif yang mempunyai hubungan erat dengan hal-hal di luar karya sastra. Faktor sejarah dan lingkungan ikut membentuk karya sastra, karena karya sastra itu ditulis oleh pengarang sebagai anggota masyarakat yang mengambil ide dari peristiwa yang terjadi di masyarakat itu sendiri. Demikian juga dengan cerpen Anak Kebanggaan Karya A.A Navis yang menjadi Objek dalam analisis ini.
Cerpen  Anak Kebanggaandengan latar kejadian tentang harapan orang tua, menampilkan tokoh-tokoh yang penuh problematika yaitu Ompi (sebagai Ayah) dan Indra Budiman (sebagai anak) dalam hubungannya dengan tokoh lain maupun lingkungannya. Problematika tokoh-tokoh tersebut mencerminkan pandangan pengarang sebagai orang pertama yang mengisahkan kejadian tersebut dalam menyikapi realita dan imajinasi pengarang dalam hal hubungan dengan masyarakat yang terjadi. 

Memperhatikan latar belakang pengarang cerpen “Anak Kebanggaan”, A. A Navis merupakan pengarang yang cukup iamjinatif dan kreatif, kreatifnya itu membuatnya menjadi pengarang berkualitas. Dalam sejarah sastra Indonesia, beliau mengaku dalam hal memulai penulisan adalah sejak tahun 1950 dan mulai diakui oleh media cetak pada tahun 1955, sudah menhasilkan karya 65 karya sastra dalam berbagai bentuk. Ia telah menulis 22 buku, ditambah lima antologi bersama sastrawan lainnya, dan delapan antologi luar negeri, serta 106 makalah yang ditulisnya untuk berbagai kegiatan akademis di dalam maupun di luar negeri dan dihimpun dalam buku Yang Berjalan Sepanjang Jalan. Novel terbarunya, Saraswati, diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama pada 2002.

A.A Navis telah memperlihatkan kapasitasnya sebagai pengarang garis utama dalam sejarah sastra Indonesia. Hal demikian dapat dibaca pada karyanya yang kontoversial  berupa cerpen yang  Robohnya Surau Kami dengan menampilkan imajinasi pada sesosok Nabi, Malaikat, dan Percakapan Adam, dan Nabi-Nabi lain bersama Tuhan dalam menyikapi suasana masyarakat kota Jakarta yang sduah jauh dari nilai-nilai moral agama, dengan menggambarkan situasi yang cukup menjijikan dan cukup realita terjadi di kota tersebut.
Cerpen berjudul Anak Kebanggaan  merupakan karya fiksi  yang dapat dihubungkan dengan dunia realita atau sosialogi sastra. Dengan demikian pendekatan strkturlalisme genetik yang melihat hubungan karya sastra dengan realitas sosial masyarakat. menyajikan kehidupan yang sebagian besar terdiri atas kenyataan sosial. Ada persamaan antara sosiologi degan sastra sehingga teks sastra dapat dikaji melalui pendekatan sosiologi, sosiologi merupakan telaah yang objektif dan ilmiah tentang manusia dalam masyarakat dan telaah lembaga dan proses sosial. .
"Ah, Anakku," katanya pada diri sendiri, "Aku bangga, Anakku. Baik engkau jadi dokter. Karena orang lebih banyak memerlukanmu. Dengan begitu kau disegani orang. Oooo, perkara uang? Mengapa tiga ribu, lima ribu akan kukirim, Anakku. Mengapa tidak?",
suatu kalimat yang akan biasa diucapkan oleh orang tua, kepada anak-anaknya yang bila dalam doanya adalah kebaikan. Menjadi harapan yang tak akan pernah sirna oleh waktu. Namun dalam hal ini pengarang menampilkan tokoh yang berlebihan dalam berharap kepada anaknya, sehingga tidak semua orang tua memiliki obsesi yang sama dengan tokoh Ompi, bias diaktakan secara pribadi, pengarang adalah berusaha menampilkan sosok yang mungkin pernah terjadi di daerahnya, dan bisa diajdikan pandangan bagi setiap orang tua, untuk tidak berlibahan dalam hal kemajuan dan kesuksesan anaknya, jangan samapai melupakan Tuhan yang telah mengatur kehidupan manusia.
Pengarang dalam menampilkan kehidupan masyarakat adalah dengan menampilkan daerah yang sesuai, daerah Sumatra yang biasa dengan kehidupan merantau, dan dalam hal meminang dengan kondisi budaya masyrakat sekitar
Karena di kampung kami pihak perempuanlah yang datang meminang.”, tampilan yang dengan jelas digambarkan oleh pengarang yang tentunya latar tempat adalah daerah Sumatra, dan bisa jadi adalah daerah pengarang tinggal yaitu Padang.
Kehidupan social yang terjadi menajdi inspirasi dalam kehidupan bermasyarakat, dan tentunya karya yang memiliki amanat yang mendalam bisa menajdi pelajaran bagi pemabcanya, ada nilai-nilai kehidupan yang patut untuk diterpakan dala kehidupan bermasyarakat.

Bagikan

Jangan lewatkan

ESAI Sastra: Nilai Sosial dan Kehidupan
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.