ESAI : Nilai Sosial dan
Kehidupan
Karya Sastra merupakan karya imajinatif yang mempunyai hubungan erat
dengan hal-hal di luar karya sastra. Faktor sejarah dan lingkungan ikut
membentuk karya sastra, karena karya sastra itu ditulis oleh pengarang sebagai
anggota masyarakat yang mengambil ide dari peristiwa yang terjadi di masyarakat
itu sendiri. Demikian juga dengan cerpen Anak
Kebanggaan Karya A.A Navis yang menjadi Objek dalam analisis ini.
Cerpen “Anak Kebanggaan” dengan latar kejadian tentang harapan orang tua, menampilkan
tokoh-tokoh yang penuh problematika yaitu Ompi (sebagai Ayah) dan Indra Budiman
(sebagai anak) dalam hubungannya dengan tokoh lain maupun lingkungannya.
Problematika tokoh-tokoh tersebut mencerminkan pandangan pengarang sebagai
orang pertama yang mengisahkan kejadian tersebut dalam menyikapi realita dan
imajinasi pengarang dalam hal hubungan dengan masyarakat yang terjadi.
Memperhatikan
latar belakang pengarang cerpen “Anak Kebanggaan”, A. A Navis merupakan pengarang yang cukup iamjinatif dan
kreatif, kreatifnya itu membuatnya menjadi pengarang berkualitas. Dalam sejarah
sastra Indonesia, beliau mengaku dalam hal memulai penulisan adalah sejak tahun
1950 dan mulai diakui oleh media cetak pada tahun 1955, sudah menhasilkan karya
65 karya sastra dalam berbagai bentuk. Ia telah
menulis 22 buku, ditambah lima antologi bersama sastrawan lainnya, dan delapan antologi luar negeri, serta 106
makalah yang ditulisnya untuk berbagai kegiatan akademis di dalam maupun di
luar negeri dan dihimpun dalam buku Yang Berjalan Sepanjang Jalan. Novel
terbarunya, Saraswati, diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama pada 2002.
A.A Navis telah memperlihatkan kapasitasnya sebagai pengarang garis
utama dalam sejarah sastra Indonesia. Hal demikian dapat dibaca pada karyanya
yang kontoversial berupa cerpen
yang Robohnya
Surau Kami dengan menampilkan imajinasi pada sesosok Nabi, Malaikat, dan
Percakapan Adam, dan Nabi-Nabi lain bersama Tuhan dalam menyikapi suasana
masyarakat kota Jakarta yang sduah jauh dari nilai-nilai moral agama, dengan
menggambarkan situasi yang cukup menjijikan dan cukup realita terjadi di kota
tersebut.
Cerpen berjudul Anak
Kebanggaan merupakan karya
fiksi yang dapat dihubungkan dengan
dunia realita atau sosialogi sastra. Dengan demikian pendekatan strkturlalisme genetik
yang melihat hubungan karya sastra dengan realitas sosial masyarakat.
menyajikan kehidupan yang sebagian besar terdiri atas kenyataan sosial. Ada persamaan
antara sosiologi degan sastra sehingga teks sastra dapat dikaji melalui
pendekatan sosiologi, sosiologi merupakan telaah yang objektif dan ilmiah
tentang manusia dalam masyarakat dan telaah lembaga dan proses sosial. .
"Ah, Anakku," katanya pada diri
sendiri, "Aku bangga, Anakku. Baik engkau jadi dokter. Karena orang lebih
banyak memerlukanmu. Dengan begitu kau disegani orang. Oooo, perkara uang?
Mengapa tiga ribu, lima ribu akan kukirim, Anakku. Mengapa tidak?",
suatu kalimat yang
akan biasa diucapkan oleh orang tua, kepada anak-anaknya yang bila dalam doanya
adalah kebaikan. Menjadi harapan yang tak akan pernah sirna oleh waktu. Namun
dalam hal ini pengarang menampilkan tokoh yang berlebihan dalam berharap kepada
anaknya, sehingga tidak semua orang tua memiliki obsesi yang sama dengan tokoh
Ompi, bias diaktakan secara pribadi, pengarang adalah berusaha menampilkan
sosok yang mungkin pernah terjadi di daerahnya, dan bisa diajdikan pandangan
bagi setiap orang tua, untuk tidak berlibahan dalam hal kemajuan dan kesuksesan
anaknya, jangan samapai melupakan Tuhan yang telah mengatur kehidupan manusia.
Pengarang dalam
menampilkan kehidupan masyarakat adalah dengan menampilkan daerah yang sesuai,
daerah Sumatra yang biasa dengan kehidupan merantau, dan dalam hal meminang
dengan kondisi budaya masyrakat sekitar
“Karena di kampung kami pihak perempuanlah yang
datang meminang.”, tampilan yang dengan jelas digambarkan oleh
pengarang yang tentunya latar tempat adalah daerah Sumatra, dan bisa jadi
adalah daerah pengarang tinggal yaitu Padang.
Kehidupan social yang terjadi menajdi inspirasi dalam kehidupan
bermasyarakat, dan tentunya karya yang memiliki amanat yang mendalam bisa
menajdi pelajaran bagi pemabcanya, ada nilai-nilai kehidupan yang patut untuk
diterpakan dala kehidupan bermasyarakat.
Bagikan
ESAI Sastra: Nilai Sosial dan Kehidupan
4/
5
Oleh
ATLET.COM