BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Proses
bernalar dikaitkan dengan proses pembelajaran di perguruan tinggi dalam
Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBBP) kurikulum tahun 2006 disebutkan salah
satu fungsi mata kuliah Bahasa dan Sastra Indonesia sebagai sarana
penegembangan pernalaran (Depdikbud,1994:1). Disebutkan pula bahwa salah satu
tujuan khusus pembelajaran Bahsa dan Satra Indonesia di perguruan tinggi agar
mahasiswa mampu mengungkapkan informasi secara jelas, logis, dan sistematis
dengan konteks dan situasi dalam berbagai ragam bahasa (Depdikbud, 1994:2).
Seringkali
mahasiswa terjebak dalam menyimpulkan suatu pendapat dari beberapa pernyataan.
Peristiwa yang sering terjadi dalam kesalahan pernalaran adalah premis
(pernyataan) yang tidak ada hubungan, premis yang rancu atau pincang, penarikan
simpulan yang terlalu luas dan melakukan pernarikan simpuklan dari premis negative sehingga
menyebabkan pernalaran yang tidak sehat atau terjadi kesalahan pernalaran
(Arifin, 2004:135)
Untuk
menghindari kesalahan pernalaran dalam mengungkapkan suatu pendapat, hendaknya
dengan proses berpikir yang benar diantaranya yang mencakup sifat-sifat
pernalaran yang sehat; penggunaan premis yang benar, konklusi yang benar, alur
pernalaran yang benar dan penggunaan kalimat pernalaran yang benar (Arifin,
204: 137)
Menurut
prosesnya, pernalaran dibagi dua yaitu pernalaran induksi dan pernalaran
deduksi. Pernalaran induksi dan deduksi dapat diterapkan dalam menulis karangan
argumentasi. Pernalaran induksi dan deduksi dipergunakan secara bergantian atau
hanya salah satunya yang dipergunakan, itus emua bergantung pada gaya yang
dipilih, efek, dan tekanan yang ingin diberikan (Arifin, 2004:144)
Berdasarkan
uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan analisis tentang pernalaran
induksi dan deduksi dalam skripsi mahasiswa
Fakultas Hukum Universitas Lampung atas nama Mahasiswa Puti Muttiara Azhari
Lulus Tahun 2009.
B.
Indentifikasi
Masalah
Berdasarakan
latar belakang masalh diatas, masalah yang dirumuskan sebagai berikut.
1. Bagaimanakah
pernalaran induksi dalam skripsi mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Lampung
atas nama Puti Mutiara Azhari yang lulus pada tahun 2009.
2. Bagaimanakah
pernalaran deduksi dalam skripsi mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Lampung
atas nama Puti Mutiara Azhari yang lulus pada tahun 2009.
C.
Perumusan
Masalah
Berdaqsarkan
indetifikasi masalah di atas, penulis merumuskan masalah adalah “bagaimanakah
pernalaran induksi dan ddeduksi dalam skripsi mahasiswa Fakulta Hukum
Universitas Lampung atas nama Puti Mutiara Azhari tahun 2009?”.
D.
Tujuan
penulisan
Tujuan
dalam penulisan ini antara lain
1) Untuk
mendeskripsikan pernalaran induksi dalam skripsi mahasiswa Fakultas Hukum
Universitas Lampung atas nama Puti Mutiara Azhari tahun 2009.
2) Untuk
mendeskripsikan pernalaran induksi dalam skripsi mahasiswa Fakultas Hukum
Universitas Lampung atas nama Puti Mutiara Azhari tahun 2009.
E.
Ruang
Lingkup Penulisan
Ruang
lingkup dalam penulsian makalah ini antara lain
a) Pernalaran
induksi dan deduksi yang meliputi
-
Pernalran induksi yang
terdiri dari aspek pernalran generalisasi, analogi, dan hubungan sebab akibat.
-
Pernalran deduksi yang
terdiri dari pernalran silogisme dan entimem
b) Skripsi
Abstrak, Bab I dan , Mahasiswa Fakultas Hukum Univesitas Lampung
atas nama Puti Mutiara Azhari tahun 2009.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Bahasan
Skripsi
Pada bagian ini
akan dibahas pernalaran induksi dan deduksi yang ditemukan dalam skripsi
Mahasiswa fakulta Hukum Univ ersitas Lampung atas nama Puti Mutiara Azhari tahu
2009 dengan judul skripsi Analisis
Yuridis tanggung Jawab Suami terhadap Mantan Isteri , Anak, dan Harta Bersama
(Putusan PA No.0269/Pdt.G/2008/PA.Plg dan No. 255/Pdt.G/2006/PA.Tnk) ,
kemudian dalam bahasan penulisan makalah ini, akan disajikan bentuk simpulan
(konklusi) yang ditandai dengan cara digaris bawahi pada satuan pernalaran yang
ditemukan. Untuk itu, terlebih dahulu akan dibahas pernalaran induksi sebagai
berikut.
1.
Pernalaran
Induksi
Pernalaran
induksi yang dianalisis meliputi generalisasi, analogi dan hubungan sebab
akibat. Berikut ini contoh bahsan pernalaran induksi yang ditemukan dalam
karangan.
1.1 Pernalaran
Generalisai
Generalisasi
adalah proses pernalaran berdasakan atas sejumlah gejala dengan sifat-sifat
tertentu untuk menarik simpulan mengenai semua atau sebagian dari gejala serupa
(Akhadiah, 1985:49). Generalisasi adalah proses pernalaran yang mengendalikan
beberapa pernyataan yang mempuanyai sifat tertentu untuk mendapatkan simpulan
yang umum (Arifin dan Tasai,2004:150). Dari beberapa pendapat di atas penulis
mengacu kepada pendapat Akhadiah yang mengemukanakan bahwa generalisai ialah
proses pernalaran berdasarkan atas sejumlah gejala dengan sifat-sifat tertentu
untuk menarik simpulan mengenai semua atau sebagin dari gejala serupa. Berikut
hasil analisis yang penulkis temukan berkaitan dengan generalisasi.
a)
Hasil
penelitian dan pembahasan menunjukan bahwa Pemohon telah memasukkan gugatan ke
Pengadilan Agama disertai dengan alasan bahwa rumah tangga Pemohon dan Termohon
tidak harmonis. Permohonan tersebut telah memenuhi syarat yang telah
ditetapkan oleh undang-undang.
1.2 Pernalaran
Analogi
Analogi adalah
membandingkan dua hal yang dianggap memeiliki kesamaan, karena dalambanyak segi
memiliki kesamaan, dismpulkan segi-segi yang lain akan sama juga (Suparni,
1995:1420. Untuk mengemukakan suatu analogi yang perlu diperhatiukan adalah
apakah ada persamaan yang dipakai sebagai dasar
simpulan benar-benar merupakan cirri-ciri esensial yang berhubungan erat
dengan simpulan yang dikemukankan(Akhadiah,1998;50), berikut hasil analisi yang
ditemukan oleh penulis.
a) Tanggung jawab terhadap
mantan isteri adalah memberi nafkah mut’ah, nafkah iddah, kisswah dan maskan
sepanjang hal tersebut disebutkan dalam surat gugatan. Bila tidak dimintakan
dalam surat gugatan, maka hakim tidak boleh memutus perkara melampaui apa
yang dimintakan dalam surat gugatan
.
1.3 Pernalaran
hubungan Sebab Akibat
Menurut prinsip
umum sebab akibat, semua peritiwa harus ada penyebabnya. Hubungans ebab akibat
antara peristiwa-peristiwa mungkin mengikuti pola dari sebab ke akibat, akibat
ke sebab atau akibat ke akibat 9Akhadiah,1998:51). Hubungan sebab akibat adalah
pernalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang berhubungan (Arifin dan
tasai, 2004:152) pernalaran mengenai hubungan sebab akibat, dapat dietmukan
pada paragraph berikut :
a) Contoh
hubungan sebab akibat dalam skripsi
-
Tujuan
perkawinan sering tidak tercapai didalam kehidupan rumah tangga, hal ini dapat disebabkan
beberapa ha antara lain adanya pertengakran dan perselisihan yang terus menerus
terjadi yang tidak dapat didamaikan, dan mengakibatkan perceraian.(Abstrak,
pargraf 1, baris 2)
-
Perkawinan
merupakan peristiwa penting dalam kehidupan manusia, karena perkawinan
merupakan suatu ikatan lahir batin antara seorang laki-laki dengan seorang
perempuan dalam rangka mewujudkan keluarga yang bahagia dan kekal (bab I
paragraph 1 baris 3)
2.
Pernalaran
Deduksi
Kata deduksi berasal dari kata latin dedducere (de yang berartio’dari’ dan
kata ducere yang berarti
‘menghantar’). Dengan demikian kata deduksi yang diturunkan dari kata itu
berarti ‘menghantar suatu hal ke suatu hal lain’. Sebagai suatu jenis
pernalaran, deduksi merupakan suatu proses berpikir yang bertolak dan suatu
proposisi yang sudah ada mengacu kepada proposisi baru yang berbentuk suatu
simpulan (keraf, 1991:57). Proposisi adalah kalimat yang berisi pernyataan
tentang hubungan antara fakta yang ada.
Deduksi
merupakan pernalaran dari yang umum ke yang khusus (Moeliono,1989;125).
Peranlran deduksi didasarkan atas prinsip, hukum, teori yang berlaku umum untuk
suatu hal atau gejala, berdasarkan atas prisnsip umum tersebut, ditarik
simpulan berdasarakn sesuatu yang khusus (Akhadiah, 1985:17). Pernalaran
deduksi terdiri dari dua macam yaitu entimem (simpulan secara langsung)dan
silogisme (simpulan secara tidak langsung) (Arifin dan Tasai,2004:144)
2.1 Silogisme
Silogisme atau
simpulan secara tidak langsung merupakan suatu bentuk proses pernalaran yang
berusaha menguhubungkan dua proposisi yang berlaianan untuk menurunkan suatu
simpulan yang merupakan proposisi ketiga (Keraf, 1991:58).
1)
Pokok
bahasan dalam penelitian ini adalah gambaran umum Putusan Pengadilan Agama
No.0269/Pdt.G/2008/PA.Plg dan No. 225/Pdt.G/2006/PA.Tnk, dan tanggung jawab
suami terhadap mantan isteri, anak dan harta bersama. Metode dalam
penelitian ini adalah penelitian hukum normatife, dengan pendekatan masalah
secara teoritis yuridis
2.2 Entimem
Bentuk yang
biasa ditemukan da dipakai dalam pernalran deduksi ialah bentuk entimem atau
simpulan secara langsung. Entimem pada dasarnya adalah silogisme akan tetapi
dalam entimem salah satu premisnya tidak dihubungkan karena sama-sama diketahui
(Akhadiah,1985:64). Berikut bentuk entimem yang ditemukan.
1) Tanggung jawab suami
terhadap mantan isteri adalah suami mempunyai tanggung jawab memberikan nafkah
selama menjalani masa iddah, maskan, kiswah dan mut’ah. Hal ini sesuai dengan
Pasal 149 Kompilasi Hukum Islam. Tanggung jawab suami terhadap anak adalah
suami harus memberikan biaya pemeliharan anak sebesar Rp 1.500.000(satu juta
lima ratus ribu rupiah) setiap bulan sampai anak-anak tersebut dewasa (21 tahun)
melalui mantan isteri sebagai pemegang hadhanah. Tanggung jawab suami
terhadap harta bersama adalah harta bersama tersebut harus dibagi rata,
sebagian untuk suami dan sebagian lagi untuk isteri.
BAB
III
SIMPULAN
DAN SARAN
A.
Simpulan
Berdasarkan
analisis yang dialakukan, dapat disimpulkan bahwa penggunaan pernalaran induksi
dan deduksi pada Abstrak, Bab I, dan III, skripsi Puti Mutiara Azhari lebih
banyak menggunakan pernalaran Induksi, yang dapat dimpulkan bahwa pernalran
induksi lebih tepat penggunaanya yang ditandai dengan sedikit kesalahan
pernalran, proses berpikir sistematis, berpola, dan teratur. Selain itu,
keterampilan menulis dengan menrapkan pernalran induksi dapat mengungkapkan
informasi lebih jelas, logis dan sistematis sesuai dengan konteks dan situasi
dalam berbagai ragam bahasa.
B.
Saran
Dari
beberapa hasil analisis dalam penulisan makalah ini, penulis dapat memberikan
saran yaitu pernalaran induksi lebih tepat penggunaanya dalam sebuah tulisan
yang berbentuk argumentasi, yang ditandai dengan proses berpikiir (pernalaran)
yang lebih sistematis, berpola, dan teratur. Selain itu, keterampilan menulis
dengan mnerapkan pernalaran induksi dapat mengungkapkan insformasi lebih jelas,
logis, dan sistematis sesuai dengan konteks dans ituasi dalam berbagai ragam
bahasa.
Bagikan
Makalah Logika : PENALARAN INDUKSI DAN DEDUKSI PADA SKRIPSI PUTI MUTIARA AZHARI FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG TAHUN 2009
4/
5
Oleh
ATLET.COM