TEORI
KEBENARAN DAN KEBENARAN ILMIAH
A. Pengantar
Dalam perkembangan
dunia filsafat terutama dalam dunia filsafat ilmu. teori-teori kebenaran sangat
penting dan berperan sekali terhadap mencari kebenaran tersebut di dalam
suatu masalah pokok. Setiap kebenaran harus diserap oleh kebenaran itu
sendiri serta kepastian dari pengetahuan tersebut, dari
suatu hakikat kebeneran merupakan suatu obyek
yang terus dikaji oleh manusia terutama para ahli filsuf, karena
hakikat kebenaran ini manusia akan mengalami pertentangan batin yakni konflik
spikologis.
Menurut para
ahli filsafat, kebenaran bertingkat-tingkat bahkan tingkatan tersebut
bersifat hirarkhis. Kebenaran yang satu di bawah kebenaran
yang lain serta tingkatan kualitasnya ada kebenaran relatif,
ada kebenaran mutlak (absolut). Ada kebenaran alami dan
ada pula kebenaran illahi, ada kebenaran khusus
individual, ada pula kebenaran umum universal.
Manusia selalu berusaha menemukan kebenaran. Beberapa cara
ditempuh untuk memperoleh kebenaran, antara lain dengan menggunakan rasio
seperti para rasionalis dan melalui pengalaman atau empiris.
Pengalaman-pengalaman yang diperoleh manusia membuahkan prinsip-prinsip yang
lewat penalaran rasional, kejadian-kejadian yang berlaku di alam itu dapat dimengerti.
Ilmu pengetahuan harus dibedakan dari fenomena alam. Fenomena alam adalah
fakta, kenyataan yang tunduk pada hukum-hukum yang menyebabkan fenomena itu
muncul. Ilmu pengetahuan adalah formulasi hasil aproksimasi atas fenomena alam
atau simplifikasi atas fenomena tersebut. Struktur pengetahuan manusia
menunjukkan tingkatan-tingkatan dalam hal menangkap kebenaran. Setiap tingkat
pengetahuan dalam struktur tersebut menunjukkan tingkat kebenaran yang berbeda.
Pengetahuan inderawi merupakan struktur terendah dalam
struktur tersebut. Tingkat pengetahuan yang lebih tinggi adalah pengetahuan
rasional dan intuitif. Tingkat yang lebih rendah menangkap kebenaran secara
tidak lengkap, tidak terstruktur, dan pada umumnya kabur, khususnya pada
pengetahuan inderawi dan naluri. Oleh sebab itulah pengetahuan ini harus
dilengkapi dengan pengetahuan yang lebih tinggi. Pada tingkat pengetahuan
rasional-ilmiah, manusia melakukan penataan pengetahuannya agar terstruktur
dengan jelas.
B. Pengertian Kebenaran
dan Kaitannya
Kata
"kebenaran" dapat digunakan sebagai suatu kata benda yang konkrit
maupun abstrak (Abbas Hamami, 1983). Jika subyek hendak menuturkan kebenaran
artinya adalah proposisi yang benar. Proposisi maksudnya adalah makna yang
dikandung dalam suatu pernyataan atau statement. Adanya kebenaran
itu selalu dihubungkan dengan pengetahuan manusia (subyek yang mengetahui)
mengenai obyek. Jadi, kebenran ada pada seberapa jauh subjek mempunyai
pengetahuan mengenai objek. Sedangkan pengetahuan bersal mula dari banyak
sumber. Sumber-sumber itu kemudian sekaligus berfungsi sebagai
ukuran kebenaran.
Dalam Kamus Umum
Bahasa Indonesia, yang ditulis oleh Purwadarminta menjelaskan bahwa
kebenaran itu adalah :
1.
Keadaan (hal dan
sebagainya) yang benar (cocok dengan hal atau keadaan
yang sesungguhnya. Misalnya kebenran
berita ini masih saya ragukan, kita harus berani membela kebenran dan keadilan.
2.
Sesuatu yang benar (sugguh-sugguh ada,
betul-betul hal demikian halnya, dan sebagainya). Misalnya kebenaran-kebenran
yang diajarkan agama.
3.
Kejujuran, kelurusan hati, misalnya tidak
ada seorangpun sanksi akan kebaikan dan kebenaran hatimu.
4.
Selalu izin, perkenaan, misalnya dengan
kebenaran yang dipertuan.
5.
Jalan kebetulan, misalnya penjahat itu
dapat dibekuk dengan secara kebenaran saja.
Terdapat bermacam katagori atau tingkatan dalam arti kebenaran ini, maka
tidaklah berlebihan jika pada saatnya setiap subjek yang memiliki pengetahuan
akan memilki persepsi dan pengetahuan yang amat berbeda satu dengan yang
lainnya.
Pertama-tama, Kebenran berkaitan
dengan kualitas pengetahuan. Artinya semua pengetahuan yang dimilki oleh
seseorang yang mengetahui sesuatu objek dititik dari jenis pengetahuan yang
dibangun. Dengan demikian tingkatan pengetahuan adalah:
1.
Pengetahuan yang memiliki sifat
subjektif, artiny amat terikat pada subjek yang mengenal.
2.
Pengetahuan ilmiah, yaitu pengetahuan
yang telah menetapkan objek yang khas atau spesifik dengan menerapkan atau
hampiran metodologi yang khas pula.
3.
Pengetahuan filsafat, yaitu jenis
pengetahuan yang pendekatannya melalui metodologi pemikiran filsafati.
4.
Kebenaran pengetahuan yang terkandung
dalam pengetahuan agama.
Kedua, Kebenaran yang
berkaitan dengan sifat atau karakteristik dari bagaimana cara atau dengan alat
apakah seseorang membangun pengetahuannya itu. Apakah ia membanguannya dengan
penginderaan atau sense experience, atau akal pikir
atau ratio, intuisi, atau keyakianan. Jenis pengetahuan menurut ini terdiri
atas:
1.
Pengetahuan indrawi
2.
Pengetahuan akal budi
3.
Pengetahuan intuitif
4.
Pengetahuan kepercayaan atau pengetahuan
otoritatif.
Ketiga, kebenaran pengetahuan yang dikaitkan atas ketergantungan terjadinya
pengetahuan itu, artinya bagaimana relasi atau hubungan antara subjek dan
objek, Jika subjek yang berperan maka jenis pengetahuan itu mengandung nilai
kebenran yang sifatnya subjektif. Atau jika objek amat berperan maka
sifatnya objektif.
Bagikan
TEORI KEBENARAN DAN KEBENARAN ILMIAH :Pengertian Kebenaran dan Kaitannya
4/
5
Oleh
ATLET.COM