Wednesday, 19 October 2016

TEORI KEBENARAN DAN KEBENARAN ILMIAH :Pengertian Kebenaran dan Kaitannya



TEORI KEBENARAN DAN KEBENARAN ILMIAH

 
A.   Pengantar
Dalam perkembangan dunia filsafat terutama dalam dunia filsafat ilmu. teori-teori kebenaran sangat penting dan berperan sekali terhadap mencari kebenaran tersebut di dalam suatu masalah pokok. Setiap kebenaran harus diserap oleh kebenaran itu sendiri serta kepastian dari pengetahuan tersebut, dari suatu hakikat kebeneran merupakan suatu obyek yang terus dikaji oleh manusia terutama para ahli filsuf, karena hakikat kebenaran ini manusia akan mengalami pertentangan batin yakni konflik spikologis.

Menurut  para ahli filsafat, kebenaran bertingkat-tingkat bahkan tingkatan tersebut bersifat hirarkhis. Kebenaran yang satu di bawah kebenaran yang lain serta tingkatan kualitasnya ada kebenaran relatif, ada kebenaran mutlak (absolut). Ada kebenaran alami dan ada pula kebenaran illahi, ada kebenaran khusus individual, ada pula kebenaran umum universal.

Manusia selalu berusaha menemukan kebenaran. Beberapa cara ditempuh untuk memperoleh kebenaran, antara lain dengan menggunakan rasio seperti para rasionalis dan melalui pengalaman atau empiris. Pengalaman-pengalaman yang diperoleh manusia membuahkan prinsip-prinsip yang lewat penalaran rasional, kejadian-kejadian yang berlaku di alam itu dapat dimengerti. Ilmu pengetahuan harus dibedakan dari fenomena alam. Fenomena alam adalah fakta, kenyataan yang tunduk pada hukum-hukum yang menyebabkan fenomena itu muncul. Ilmu pengetahuan adalah formulasi hasil aproksimasi atas fenomena alam atau simplifikasi atas fenomena tersebut. Struktur pengetahuan manusia menunjukkan tingkatan-tingkatan dalam hal menangkap kebenaran. Setiap tingkat pengetahuan dalam struktur tersebut menunjukkan tingkat kebenaran yang berbeda.
Pengetahuan inderawi merupakan struktur terendah dalam struktur tersebut. Tingkat pengetahuan yang lebih tinggi adalah pengetahuan rasional dan intuitif. Tingkat yang lebih rendah menangkap kebenaran secara tidak lengkap, tidak terstruktur, dan pada umumnya kabur, khususnya pada pengetahuan inderawi dan naluri. Oleh sebab itulah pengetahuan ini harus dilengkapi dengan pengetahuan yang lebih tinggi. Pada tingkat pengetahuan rasional-ilmiah, manusia melakukan penataan pengetahuannya agar terstruktur dengan jelas.

B.  Pengertian  Kebenaran dan Kaitannya
Kata "kebenaran" dapat digunakan sebagai suatu kata benda yang konkrit maupun abstrak (Abbas Hamami, 1983). Jika subyek hendak menuturkan kebenaran artinya adalah proposisi yang benar. Proposisi maksudnya adalah makna yang dikandung dalam suatu pernyataan atau statement. Adanya kebenaran itu selalu dihubungkan dengan pengetahuan manusia (subyek yang mengetahui) mengenai obyek. Jadi, kebenran ada pada seberapa jauh subjek mempunyai pengetahuan mengenai objek. Sedangkan pengetahuan bersal mula dari banyak sumber. Sumber-sumber itu kemudian sekaligus berfungsi sebagai ukuran kebenaran.

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, yang ditulis oleh Purwadarminta menjelaskan bahwa kebenaran itu adalah :
1.       Keadaan (hal dan sebagainya) yang benar (cocok dengan hal atau keadaan
yang sesungguhnya. Misalnya kebenran berita ini masih saya ragukan, kita harus berani membela kebenran dan keadilan.
2.      Sesuatu yang benar (sugguh-sugguh ada, betul-betul hal demikian halnya, dan sebagainya). Misalnya kebenaran-kebenran yang diajarkan agama.
3.      Kejujuran, kelurusan hati, misalnya tidak ada seorangpun sanksi akan kebaikan dan kebenaran hatimu.
4.      Selalu izin, perkenaan, misalnya dengan kebenaran yang dipertuan.
5.      Jalan kebetulan, misalnya penjahat itu dapat  dibekuk dengan secara kebenaran saja.
Terdapat bermacam katagori atau tingkatan dalam arti kebenaran ini, maka tidaklah berlebihan jika pada saatnya setiap subjek yang memiliki pengetahuan akan memilki persepsi dan pengetahuan yang amat berbeda satu dengan yang lainnya.

Pertama-tama, Kebenran berkaitan dengan kualitas pengetahuan. Artinya semua pengetahuan yang dimilki oleh seseorang yang mengetahui sesuatu objek dititik dari jenis pengetahuan yang dibangun. Dengan demikian tingkatan pengetahuan adalah:
1.      Pengetahuan yang memiliki sifat subjektif, artiny amat terikat pada subjek yang mengenal.
2.      Pengetahuan ilmiah, yaitu pengetahuan yang telah menetapkan objek yang khas atau spesifik dengan menerapkan atau hampiran metodologi yang khas pula.
3.      Pengetahuan filsafat, yaitu jenis pengetahuan yang pendekatannya melalui metodologi pemikiran filsafati.
4.      Kebenaran pengetahuan yang terkandung dalam pengetahuan agama.

Kedua, Kebenaran yang berkaitan dengan sifat atau karakteristik dari bagaimana cara atau dengan alat apakah seseorang membangun pengetahuannya itu. Apakah ia membanguannya dengan penginderaan atau sense experience, atau akal pikir atau ratio, intuisi, atau keyakianan. Jenis pengetahuan menurut ini terdiri atas:
1.       Pengetahuan indrawi
2.       Pengetahuan akal budi
3.       Pengetahuan intuitif
4.       Pengetahuan kepercayaan atau pengetahuan otoritatif.

Ketiga, kebenaran pengetahuan yang dikaitkan atas ketergantungan terjadinya pengetahuan itu, artinya bagaimana relasi atau hubungan antara subjek dan objek, Jika subjek yang berperan maka jenis pengetahuan itu mengandung nilai kebenran yang sifatnya subjektif. Atau jika objek amat berperan maka sifatnya objektif.

Bagikan

Jangan lewatkan

TEORI KEBENARAN DAN KEBENARAN ILMIAH :Pengertian Kebenaran dan Kaitannya
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.