KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA DALAM NOVEL CINTA DI UJUNG SAJADAH KARYA ASMA
NADIA
A. PENDAHULUAN
Karya sastra lahir dan berkembang dalam masyarakat. Sastra
mengangkat fenomena-fenomena yang muncul dalam kehidupan bermasyarakat. Waluyo
dalam Akbar, Winarni dan Andayani (2013) menyatakan bahwa latar belakang yang
ditampilkan dalam karya sastra meliputi tata cara kehidupan, adat-istiadat,
kebiasaan, sikap, upacara adat dan agama, cara berpikir, cara memandang
sesuatu, dan sebagainya. Lebih lanjut, Sardjono dalam Syahfitri (2015)
mengungkapkan bahwa karya sastra merupakan terjemahan perjalanan hidup manusia
ketika manusia bersentuhan dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam
kehidupannya.
Menurut Fananie dalam Septiningsih (2015), sastra adalah
karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan emosi yang mampu
mengungkapkan aspek estetis, baik yang didasarkan aspek kebahasaan maupun aspek
makna. Hal itu berarti karya sastra diciptakan pengarang tidak tanpa alasan.
Pengarang menciptakan karya sastra karena pengarang ingin mengemukakan
pengalaman hidup pengarang atau orang lain melalui perenungan, penghayatan, dan
penjiwaan. Apa yang ditulis oleh pengarang tersebut dimaksudkan agar pembaca
dapat mengetahui bagaimana manusia menyikapi berbagai masalah kehidupan. Dengan
demikian karya sastra dapat dikatakan sebagai produk kehidupan yang mengandung
nilai sosial budaya. Oleh karena itu, karya sastra dapat dipandang dari segi
sosiologi.
Novel sebagai salah satu karya sastra menampilkan sebuah
dunia yang mengemas model kehidupan yang diidealkan, dunia imajinatif, yang
dibangun melalui unsur-unsur seperti plot, tokoh dan penokohan, latar, sudut
pandang, dan sebagainya yang kesemuanya bersifat imajinatif (Nugiyantoro,
2007). Dewasa ini novel telah banyak diminati oleh berbagai kalangan
masyarakat, dari usia remaja hingga dewasa karena tema yang diangkat pada novel
biasanya dekat dengan pembaca, tokoh-tokoh yang menarik dan inspiratif dengan
kisah yang menarik. Novel terasa sangat nyata dan hidup karena jalinan hubungan
antar tokoh, tempat dan peristiwa yang benar-benar ada atau pernah terjadi
dalam kurun waktu tertentu. Dengan demikian kajian sosiologi sastra dalam novel
dapat membantu pembaca memahami aspek kemasyarakatan pengarang, pembaca, dan
gejala sosial yang ada dalam suatu novel.
Alasan pemilihan novel Cinta di Ujung Sajadah
karena novel ini tidak hanya mementingkan romantisme cinta antara
laki-laki dan perempuan saja, tetapi berbicara tentang cinta yang lebih luas.
Cinta yang menyentuh kehidupan kita sehari-hari .Cinta seorang ibu yang
terkadang sulit dimaknai oleh seorang anak.Novel ini membuat pembacanya
mengikuti suasana novel. Sehingga tidak jarang ada bagian kisah yang membuat
pembaca menguras air mata. Kisahnya yang sangat dramatis terasa begitu ringan
dibaca, menarik, tetapi tidak mengurangi hikmah-hikmah yang terkandung dalam
novel tersebut. Novel ini pun tidak hanya menghibur pembacanya, tapi juga dapat
menjadi teladan bagi para pembacanya.
B. Pembahasan
1. Sosiologi Sastra
Sosiologi sastra terdiri dari kata sosiologi dan sastra.
Sosiologi mempunyai dua akar kata yaitu socius
(dari bahasa latin) yang berarti ‘teman’ dan logos yang berarti ‘ilmu tentang’. Secara harfiah, sosiologi
berarti ‘ilmu tentang pertemanan’. Sosiologi juga sering disebut sebagai kajian
tentang masyarakat atau kajian tentang kehidupan sosial. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indoensia (KBBI), sosiologi didefiniskan sebagai pengetahuan atau ilmu
tentang sifat, perilaku, dan perkembangan masyarakat; ilmu tentang struktur
sosial, proses sosial, dan perubahannya sedangkan sosiologi sastra merupakan sastra karya para
kritikus dan sejarawan yang terutama mengungkapkan pengarang yang dipengaruhi
oleh status lapisan masyarakat tempat ia berasal, ideologi politik dan
sosialnya, kondisi ekonomi serta khalayak yang ditujunya.
Untuk memahami karya sastra secara lengkap, Grebstein dalam
Damono (1978) menyatakan bahwa karya sastra tidak dapat dipahami selengkap-lengkapnya
apabila dipisahkan dari lingkungan, kebudayaan atau peradaban yang telah
menghasilkannya. Lebih lanjut Grebstein dalam Damono (1978) juga mengungkapkan
bahwa sosiologi sastra berusaha dengan manusia dalam masyarakat dalam usaha
manusia menyesuaikan diri dan usahanya untuk mengubah masyarakat itu. Maka
karya sastra perlu dipelajari dalam konteks yang seluas-luasnya. Karya sastra
itu sendiri merupakan objek kultural yang rumit atau kompleks dan bagaimanapun,
karya sastra bukan suatu gejala yang tersendiri. Menurut Damono (1978)
perbedaan yang ada antara sosiologi dan sastra adalah sosiologi melakukan
analisis ilmiah yang objektif, sedangkan karya sastra menyusup menembus
permukaan kehidupan sosial dan menunjukkan cara-cara manusia menghayati
masyarakat dengan perasaannya. Sosiologi bersifat kognitif, sedang sastra
bersifat afektif.
Wellek dan Warren
dalam Muslimin (2011) membagi telaah sosiologis menjadi tiga klasifikasi.
Pertama, sosiologi pengarang, yakni yang mempermasalahkan tentang status
sosial, ideologi politik, dan lain-lain yang menyangkut diri pengarang. Kedua,
sosiologi karya sastra, yakni mempermasalahkan tentang suatu karya sastra. Yang
menjadi pokok telaah adalah tentang apa yang tersirat dalam karya sastra
tersebut dan apa tujuan atau amanat yang hendak disampaikannya. Ketiga,
sosiologi sastra yang mempermasalahkan tentang pembaca dan pengaruh sosialnya
terhadap masyarakat.
Dalam novel Cinta di Ujung Sajadah dapat ditemukan berbagai
masalah sosial yang terkandung didalamnya. Nilai sosial tersebut meliputi
nilai-nilai keagamaan/religi, nilai-nilai moral serta nilai-nilai sosial.
2. Nilai–nalai Keagamaan/Religi
Nilai-nilai religi dalam novel ini nampak
dalam beberapa bagian dari novel ini. Misalnya cuplikan ketika tokoh utama
Cinta berada di Masjid Nabawi, Madinah berikut.
“Sepeti tidak percaya bisa berdiri sedekat
itu dengan jasad Nabi yang dicintaianya. Juga Abu Bakar dan Umar, yang
disalaminya dengan sepenuh hati. Berkali-kali perempuan muda itu menyapa dan
bershalawat, hingga langkahnya menjauhi Raudhah.” (Nadia, 2012: 4)
atau ketika tokoh Iwan dengan gaya seorang
ustadz tengah memberikan nasihat kepada Cinta seperti dalam cuplikan berikut.
“Ada tiga perkara, yang akan menolong orang yang sudah meninggal.
Pertama; amal jariyah. Kedua; ilmu yang bermanfaat. Dan ketiga, ananda Cinta
yang baik...,’ Iwan menatap Cinta dengan pandangan kebapakan, “ketiga adalah
anak yang salih atau salihat!” (Nadia, 2012: 101)
Nilai religi juga terdapat dalam cuplikan
berikut.
“...Tetapi nasihat yang diberikan sebelum meninggal, telah menjaga
laki-laki yang kini menjadi suaminya, untuk hanya berada di jalur yang Allah
izinkan” (Nadia, 2012: 268)
“Seburuk apapun yang kamu lakukan, Nak...ingatlah kamu menyandang nama Muhammad!”.
(Nadia, 2012: 268)
3. Nilai Moral
Nilai moral yang terdapat dalam novel ini antara lain:
a.
Bersikap ramah dan mengucapkan salam saat
bertemu orang lain
“Assalamu’alaikum!”
Cinta tergeragap. Kaget dengan
teguran cowok yang tiba-tiba sudah dihadapannya.
“Makky Matahari Muhammad”
Cinta terpesona pada keramahan yang
tiba-tiba muncl dihadapannya, meski cowok itu sama sekali tidak mengulurkan
tangan.”(Nadia, 2012: 41)
b.
Berbakti kepada orang tua
“Duh, Ibu! Bakti seperti apa yang bisa
Ananda persembahkan? Cukupkah dengan doa salat?” (Nadia, 2012: 103)
c.
Bersikap santun saat berbicara dengan orang lain
terutama yang lebih tua.
“Kalau orang tua bicara, jaga sikapmu!” (Nadia,
2012: 70)
d.
Menjadi orang yang bijaksana
“Belakangan cinta dekat dengan Tante Rini,
yang dengan tangan terbuka menerima kehadiran gadis itu dalam keluarga
mereka......Dan setiap ibu barangkali akan bersikap serupa. Berusaha bijak dan
menganggap teman anak-anak sebagai anak-anaknya sendiri” (Nadia, 2012: 48)
4. Nilai Sosial
Beberapa nilai sosial muncul dalam novel ini. Misalnya agar
kita harus saling menolong dan peduli terhadap sesama, meskipun kepada orang
yang baru kita kenal, seperi nampak pada nampak dalam cuplikan berikut.
“Obrolan anak-anak di kantin beralih ke masalah lain. Ke masalah Mirna
yang sudah lima hari tidak masuk sekolah.
“Kenapa, ya?””
“Mungkin sakit?”
“Harusnya kita tengok. Ujian sudah dekat.
...” (Nadia, 2012: 101)
“Hati Cinta berdetak. Terharu dengan
kebaikan si Ibu. Bukan hanya peduli, kini bahkan menawari Cinta tempat
menginap” (Nadia, 2012: 197)
“Cinta benar-benar terharu. Teman-temanya mau bersusah payah datang,
keluar ongkos dan biaya sendiri selama di Jogja. Sedang Adji semula sempat
pamit untuk mencari losmen yang lebih murah, tapi Makky dengan sigap menawarkan
cuwok itu untuk tidur dikamarnya.” (Nadia, 2012: 239-240)
C. KESIMPULAN
Berdasrkan kajian sosiologi sastra dalam novel Cinta di
Ujung Sajadah, dapat diperoleh nilai-nilai yang terkandung didalamnya sebagai
berikut.
a.
Nilai religi, yaitu ajakan untuk taat dan patuh
terhadap perintah tuhan yang maha agung, Allah swt. serta menjadikan Nabi
Muhammad saw. sebagai contoh dalam menjalankan kehidupan di dunia.
b.
Nilai moral, yaitu selalu bersikap ramah serta
mengucap salah saat bertemu orang lain, berbakti kepada orang tua, bersikap
santun kepada orang lain terutama yang lebih tua dan agar menjadi orang yang
bijaksana.
c.
Nilai sosial, yaitu saling menolong dan peduli
terhadap sesama, meskipun kepada orang yang baru kita kenal.
DAFTAR PUSTAKA
Akbar S,
Winarni R dan Andayani. 2013. Kajian Sosiologi Sastra dan Nilai Pendidikan
Dalam Novel ‘Tuan Guru” Karya Salman Faris. Jurnal
Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol 1, No 1, 2013. https://jurnal.pasca.uns.ac.id.
[1 Mei 2016]
Damono SP.
1978. Sosiologi Sastra Sebuah Pengantar
Ringkas. Jakarta: Depdikbud.
Muslimin. 2011.
Modernisasi dalam Novel Belenggu Karya Armijn Pane “Sebuah Kajian Sosiologi
Sastra”. Jurnal Bahasa, Sastra, dan
Budaya Vol 1 No 1 Mei 2011. http://repository.ung.ac.id. [1 Mei 2016]
Nadia A. 2012. Cinta Diujung Sajadah. Jakarta:
Republika.
Nugiyantoro B.
2007. Teori Pengkajian Fiksi.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Septiningsih L.
2015. Membangun Karakter Bangsa Berbasis Sastra: Kajian Terhadap Materi Karya
Sastra Di Sekolah Menengah Atas. Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan Vol.21 No.1 April 2015. http://jurnaldikbud.
kemdikbud.go.id. [1 Mei 2016]
Syahfitri N.
2015. Novel Rumah Tanpa Jendela Karya
Asma Nadia (Kajian Sosoiologi Sastra). Prosiding
Seminar Kebahasaan dan Kesastraan Indonesia 2015. Bandar Lampung:
Universitas Lampung.
Bagikan
KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA DALAM NOVEL CINTA DI UJUNG SAJADAH KARYA ASMA NADIA
4/
5
Oleh
ATLET.COM