KUALITAS BUKU TEKS BAHASA INDONESIA KELAS VII DALAM
ASPEK
PENGEMBANGAN MOTIVASI, MINAT, DAN DAYA STIMULUS AKTIVITAS SISWA BERDASARKAN KURIKULUM 2013
PENGEMBANGAN MOTIVASI, MINAT, DAN DAYA STIMULUS AKTIVITAS SISWA BERDASARKAN KURIKULUM 2013
oleh :
RIANA DWI PUTRA
(Mahasiswa Pascasarjana Unila 2015)
Email :rianadwiputra@gmai.com
ABSTRACT
The quality of the curriculum
text books in 2013 in the aspect of development of motivation, interest and
stimulus activity of students is a problem in this research, including how the
legibility of text books, the balance of the aspects of learning materials,
compliance with the curriculum and teachers' perceptions of the quality of
textbooks. Therefore, this study aims to (1) describe and explanations quality
of textbooks. (2). describe and explanation readability of the book
"Indonesian Forum for Knowledge"; (3) describe and explanations
balance-ent aspects of learning in the book "Indonesian Forum for
Knowledge"; (4) describe the contents of the book and explanations
conformity with the curriculum imposed by the government "Indonesian Forum
for Knowledge"; and (5) describe and explanations Indonesian teachers'
perceptions of the book "Indonesian Forum for Knowledge" in the
aspect of motivation development, growth interests, and power stimulus student
activity. The method used in this study-descriptive qualitative-research. The
sample in this study were students of class VII SMP IT Miftahul Jannah Bandar
Lampung. Data collection techniques literature review, observation, and
interview. Based on the analysis and discussion in this study can conclude, the
quality of textbooks "rides Indonesian Knowledge" is still not either
content with the amount of material in the form of text and discourse task
independently, so the ability of students to understand the text low. Aspects
of the material balance with inadequate learning materials for teachers and
Indonesian teachers' perceptions of the quality of textbooks is still less
attractive.
Keyword: quality text books, curriculum, teachers' perceptions.
A. PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kurikulum 2013 menyadari peran penting
bahasa sebagai wahana untuk menyebarkan pengetahuan dari seseorang ke orang
lain. Ketidaksempurnaan pemahaman bahasa akan menyebabkkan terjadinya distorsi
dalam proses pemahaman terhadap pengetahuan. Apapun yang akan disampaikan
pendidik kepada peserta didiknya hanya akan dapat dipahami dengan baik apabila
bahasa yang digunakan dapat dipahami dengan baik oleh kedua belah pihak. Menurut Mulyaningsih (2010) Keberhasilan suatu sistem pembelajaran
bahasa ditentukan oleh 1) tujuan yang realistis dapat diterima oleh semua
pihak, 2) sasaran dan organisasi yang baik, 3) intensitas pembelajaran yang
relatif tinggi, dan 4) kurikulum dan silabus yang tepat guna.
Peralihan kurikulum dari KTSP ke kurikulum 2013 masih
menyisakan permasalahan, menurut sebagian pendidik terutama guru bidang studi
bahasa Indonesia masalah tersebutt mencakup, 1) penggunaan buku teks (buku guru
maupun buku siswa), 2) penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan 3)
penilaian siswa. Dalam hal ini peneliti akan
melakukan penelitian dalam masalah penggunaan buku teks (buku guru maupun buku
siswa) untuk mendeskripsikan apakah benar adanya permasalahan yang mendasar
sebagai langkah perbaikan.
Buku teks merupakan dasar
"komponen" dalam proses belajar mengajar di semua jenis lembaga
pendidikan di seluruh dunia (Rahimpour dan Hashemi, 2011: 62). Buku teks
memainkan peran penting dalam menentukan keberhasilan siswa dalam proses
belajar mengajar karena mereka adalah sebagai agen utama menyampaikan
pengetahuan kepada siswa. Hal ini sejalan dengan Abdelwahab (2013: 55) yang
menyatakan bahwa buku teks memiliki salah satu fungsi dasar dalam membuat
pengetahuan yang ada tersedia dan jelas bagi siswa, mudah, dan cara
terorganisir yang dipilih.
Dengan adanya buku teks
pelajaran yang kompeten proses belajar dapat berlangsung baik, siswa dapat
belajar, guru dapat mempersiapkan dan melaksanakan pembelajaran. Buku teks
pelajaran akan berfungsi sebagai sumber acuan bersama dalam proses belajar. Menurut Tarigan (1986:21—24), ada 11 aspek
yang dapat digunakan untuk mengukur kualitas suatu buku teks, yaitu: sudut
pandangan; kejelasan konsep; relevan dengan kurikulum; menarik minat;
menumbuhkan motivasi; menstimulasi aktivitas siswa; ilustratif; komunikatif;
menunjang mata pelajaran lain; menghargai perbedaan individu; memantapkan
nilai-nilai.
Dalam penelitian
ini, Peneliti akan mengkaji dan melakukan penelitian kualitas buku teks
dalam
aspek pengembangan motivasi, minat, dan stimulus
aktivitas siswa karena buku teks merupakan sarana penyajian bahan pengajaran
yang harus menarik, menantang, merangsang, sehingga siswa benar-benar
termotivasi untuk mempelajari buku teks tersebut. Hal ini sebagaimana
dikemukakan oleh Tarigan (1986:18) buku teks sebagai pengisi bahan haruslah menampilkan
sumber bahan mantap. Susunannya teratur, sistematis. Jenisnya bervariasi, kaya.
Daya penariknya kuat karena sesuai dengan minat siswa bahkan memenuhi kebutuhan
siswa. Lebih dari itu buku teks itu menantang merangsang dan menunjang
aktivitas dan kreativitas siswa.
B. METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah qualitative-descriptive-research. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif karena pendekatan kualitatif berfokus pada
makna dalam konteks, memerlukan instrumen pengumpulan data yang sensitif
terhadap makna yang mendasari ketika mengumpulkan dan menafsirkan data.
Penelitian ini menggunakan studi kasus untuk menyelidiki persepsi guru terhadap
penggunaan buku teks bahasa Indonesia dan juga untuk mengeksplorasi pengalaman dalam
menggunakan buku teks bahasa Indonesia kurikulum 2013.
Sumber data dalah keseluruhan isi buku “Bahasa Indonesia wahana Pengetahuan”. sementara, sumber data
diperoleh dari informan dan dokumen. Informan dalam penelitian ini adalah guru
bahasa Indonesia kelas VII SMP IT Miftahul Jannah Bandar Lampung. Teknik
pengumpulan menggunakan pe-ngamatan
langsung dengan memperhatikan aktivitas penggunaan buku teks oleh guru dan
siswa, serta wawancara terbuka dengan bentuk jenis data adalah wawancara
transkripsi, jawaban kuesioner terbuka, analisis dokumen dan tes rumpang.
C. PEMBAHASAN
1. Deskripsi dan
Eksplanasi Keterbacaan Buku Teks
Pada bab II telah disebutkan bahwa
bacaan yang dapat digunakan untuk tes isi rumpang adalah bacaan dengan jumlah
kosakata berkisar antara 200-250 kata. Sementara bacaan sastra tidak digunakan
karena menimbulkan makna bias yang sangat besar. Data keterbacaan tersebut
kemudian dianalisis dengan persentase sesuai dengan pedoman cloze test yaitu
dengan membagi isian kata yang tepat dengan jumlah kata yang dihapus atau
dirumpangkan kemudian dikalikan seratus persen. Formulanya adalah sebagai
berikut.
Jumlah
isian yang benar
---------------------------------- X 100% =
tes isi rumpang
Jumlah
rumpangan
Setiap
skor keterbacaan selalu menggambarkan kemampuan siswa dalam memahami bacaan.
Selain itu, juga dapat diketahui keterbacaan bacaan bagi siswa sebagai pengguna.
Sebuah buku dikatakan baik apabila
memenuhi kriteria keterbacaan yang tinggi. Dari hasil pelaksanaan tes isi
rumpang diperoleh hasil rata-rata kemampuan siswa mengerjakannya adalah 25,78 %. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kemampuan
siswa dalam memahami bacaan sangat rendah. Siswa merasa frustasi. Siswa
mengalami kesulitan dalam memahami isi bacaan. Ketika menghadapi sebuah bacaan,
siswa sepertinya hanya membaca gabungan kata-kata yang tidak dimengerti
maksudnya. Oleh karena itu, secara umum buku ini Bahasa Indonesia wahana Pengetauan memiliki tingkat
kemudahan bacaan yang rendah. Artinya, secara umum buku Bahasa Indonesia
wahana Pengetahuan ini masuk dalam
kategori sukar untuk dibaca dan dimengerti.
Pada dasarnya bila diamati lebih dalam,
diksi dalam buku ini tidak terlalu sulit. Hanya memang siswa jarang sekali
membaca, sehingga diksi yang sudah umum pun dikatakan sulit. Artinya, hasil tes
rumpang untuk kelas VII ini tidak
semata-mata karena faktor buku, tetapi juga dapat disebabkan oleh faktor siswa.
Namun demikian karena dalam Kurikulum 2013 mencoba menggali dan mengembangkan
potensi siswa, maka alangkah lebih baik bila pemilihan buku disesuaikan dengan
kemampuan siswa.
2.
Deskripsi dan eksplanasi keseimbangan aspek-aspek
pembelajaran dalam buku teks
Seperti dikemukakan Gray pada bab II
bahwa dalam pembelajaran bahasa perlu memperhatikan beberapa aspek, yaitu
kosakata, struktur, membaca, menyimak, menulis, dan berbicara. Sementara Henry
Guntur Tarigan mengemukakan bahwa dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat
dua kompetensi yang harus dimiliki, kompetensi fungsional dan kompetensi
komunikatif. Ini berarti ada dua aspek pembelajaran yang harus dimiliki dalam
belajar bahasa Indonesia, yakni kebahasaan dan keterampilan berbahasa.
Keterampilan berbahasa meliputi keterampilan membaca, menulis, menyimak, dan
berbicara.
3. Deskripsi dan eksplanasi
keterkaitan dengan kurikulum pemerintah
Pelaksanaan kurikulum 2013 ke seluruh
sekolah di Indonesia diterapkan pada semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015,
namun karena peralihan pemerintahan, kurikulum pendidikan secara nasional
ditarik kembali oleh pemerintah sehingga tidak semua sekolah melaksankan
kurikulum baik dari sisi guru dan dari sisi saranan prasanan yang komputerirasi
aplikasi pendidikan. Pembinaan dan pelatihan upaya pemerintah untuk bisa
menyeimbangkan dan menyesuaikan kurikulum baru namun dianggap sia-sia oleh
sebagian guru karena pelaksanaanya hanya satu semester dan kembali pada
kurikulum KTSP.
Struktur
Kurikulum merupakan pengorganisasian Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, Muatan
Pembelajaran, mata pelajaran, dan beban belajar pada setiap satuan pendidikan
dan program pendidikan. Struktur Kurikulum merupakan pengorganisasian mata
pelajaran untuk setiap satuan pendidikan dan/atau program pendidikan.
Struktur Kurikulum untuk satuan pendidikan menengah
terdiri atas:
a. muatan umum;
b. muatan peminatan akademik;
c. muatan peminatan kejuruan; dan
d. muatan pilihan lintas minat/pendalaman minat.
Muatan umum terdiri atas:
1. muatan nasional untuk satuan
pendidikan; dan
2. muatan lokal untuk satuan pendidikan
sesuai dengan potensi dan keunikan lokal.
a. Kompetensi Inti
Kompetensi Inti merupakan tingkat kemampuan untuk
mencapai Standar Kompetensi Lulusan yang harus dimiliki seorang Peserta Didik
pada setiap tingkat kelas atau program yang menjadi landasan Pengembangan
Kompetensi dasar.
Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya
usia peserta didik pada kelas tertentu. Melalui kompetensi inti, integrasi
vertikal berbagai kompetensi dasar pada kelas yang berbeda dapat dijaga.
Kompetensi Inti mencakup: sikap spiritual, sikap
sosial, pengetahuan, dan keterampilan yang berfungsi sebagai pengintegrasi
muatan Pembelajaran, mata pelajaran atau program dalam mencapai Standar
Kompetensi Lulusan.
Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai
berikut:
1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk
kompetensi inti sikap spiritual;
2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk
kompetensi inti sikap sosial;
3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk
kompetensi inti pengetahuan; dan
4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk
kompetensi inti keterampilan.
Contoh: Kompetensi Inti Kelas I
SD/MI, sebagai berikut:
KI-1: Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya
KI-2:
Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya
diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru
KI-3:
Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat,
membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di
sekolah
KI-4:
Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya
yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan
yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia
b. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar merupakan tingkat kemampuan dalam
konteks muatan Pembelajaran, pengalaman belajar, atau mata pelajaran yang
mengacu pada Kompetensi inti. Kompetensi Dasar mencakup sikap spiritual, sikap
sosial, pengetahuan, dan keterampilan dalam muatan Pembelajaran, mata
pelajaran, atau mata kuliah. Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai
kompetensi inti. Rumusan kompetensi dasar dikembangkan dengan memperhatikan
karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu
matapelajaran.
Kompetensi Lulusan SMP/MTS/SMPLB/Paket B
Lulusan SMP/MTs/SMPLB/Paket B memiliki sikap,
pengetahuan dan keterampilan sbb:
Kompetensi Lulusan SMP/MTS/SMPLB/Paket B
|
|
Dimensi
|
Kualifikasi Kemampuan
|
Sikap
|
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang
beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaan.
|
Pengetahuan
|
Memiliki pengetahuan faktual dan konseptual berdasarkan ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, tehnologi, seni, dan budaya dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan
dan kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian yang tampak mata
|
Keterampilan
|
Memimiliki kemampuan pikir dan tindak yang produktif
dan kreatif dalam ranah abstrak dan kongkret sesuai yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain sejenis.
|
konsep buku “Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan”
sudah menampilkan materi sesuai kurikulum 2013 walau dengan susunan materi yang
kurang menarik.
4
Deskripsi dan
eksplanasi persepsi guru terhadap buku teks dalam aspek pengembangan motivasi,
minat, dan stimulus aktivitas siswa.
Hasil wawancara dengan guru dapat disimpulkan
bahwa buku teks “Bahasa Indonesia Wahana
Pengetahuan: belum bisa memenuhi ketiga aspek yang menjadi fokus dalam
penelitian ini, aspek pengembangan motivasi, menumbuhkan minat dan daya stimulus
aktivitas siswa dengan memperhatikan bentuk sajian teks, isi teks dan pilhan
bentuk tulisan yang kurang kreatif.
D. SIMPULAN
Kualitas buku teks bahasa Indonesia kelas VII kurikulum 2013 belum bisa
memenuhi aspek pengembangan motivasi, minat, dan daya stimulus aktivitas siswa.
Dengan memperhatikan keterbacaan siswa, keterkaitan aspek pembelajaran,
keterkaitan dengean kurikulum serta persepsi guru bahasa Indonesia. Sehingga sangat disarankan bagi setiap penulis untuk
memperhatikan diksi sesuai subjek pembaca agar bisa dipahami dan memberikan
kesempatan bagi pembaca mendalami isi dengan
semangat tinggi.
Bagikan
KUALITAS BUKU TEKS BAHASA INDONESIA KELAS VII DALAM ASPEK PENGEMBANGAN MOTIVASI, MINAT, DAN DAYA STIMULUS AKTIVITAS SISWA BERDASARKAN KURIKULUM 2013
4/
5
Oleh
ATLET.COM