Friday, 7 October 2016

KUALITAS BUKU TEKS BAHASA INDONESIA KELAS VII DALAM ASPEK PENGEMBANGAN MOTIVASI, MINAT, DAN DAYA STIMULUS AKTIVITAS SISWA BERDASARKAN KURIKULUM 2013



KUALITAS BUKU TEKS BAHASA INDONESIA KELAS VII DALAM ASPEK
PENGEMBANGAN MOTIVASI, MINAT, DAN DAYA STIMULUS AKTIVITAS SISWA BERDASARKAN KURIKULUM 2013

oleh :
RIANA DWI PUTRA
(Mahasiswa Pascasarjana Unila 2015)
Email :rianadwiputra@gmai.com

ABSTRACT

The quality of the curriculum text books in 2013 in the aspect of development of motivation, interest and stimulus activity of students is a problem in this research, including how the legibility of text books, the balance of the aspects of learning materials, compliance with the curriculum and teachers' perceptions of the quality of textbooks. Therefore, this study aims to (1) describe and explanations quality of textbooks. (2). describe and explanation readability of the book "Indonesian Forum for Knowledge"; (3) describe and explanations balance-ent aspects of learning in the book "Indonesian Forum for Knowledge"; (4) describe the contents of the book and explanations conformity with the curriculum imposed by the government "Indonesian Forum for Knowledge"; and (5) describe and explanations Indonesian teachers' perceptions of the book "Indonesian Forum for Knowledge" in the aspect of motivation development, growth interests, and power stimulus student activity. The method used in this study-descriptive qualitative-research. The sample in this study were students of class VII SMP IT Miftahul Jannah Bandar Lampung. Data collection techniques literature review, observation, and interview. Based on the analysis and discussion in this study can conclude, the quality of textbooks "rides Indonesian Knowledge" is still not either content with the amount of material in the form of text and discourse task independently, so the ability of students to understand the text low. Aspects of the material balance with inadequate learning materials for teachers and Indonesian teachers' perceptions of the quality of textbooks is still less attractive.

Keyword: quality text books, curriculum, teachers' perceptions.

A. PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Kurikulum 2013 menyadari peran penting bahasa sebagai wahana untuk menyebarkan pengetahuan dari seseorang ke orang lain. Ketidaksempurnaan pemahaman bahasa akan menyebabkkan terjadinya distorsi dalam proses pemahaman terhadap pengetahuan. Apapun yang akan disampaikan pendidik kepada peserta didiknya hanya akan dapat dipahami dengan baik apabila bahasa yang digunakan dapat dipahami dengan baik oleh kedua belah pihak. Menurut Mulyaningsih (2010) Keberhasilan suatu sistem pembelajaran bahasa ditentukan oleh 1) tujuan yang realistis dapat diterima oleh semua pihak, 2) sasaran dan organisasi yang baik, 3) intensitas pembelajaran yang relatif tinggi, dan 4) kurikulum dan silabus yang tepat guna.
Peralihan kurikulum dari KTSP ke kurikulum 2013 masih menyisakan permasalahan, menurut sebagian pendidik terutama guru bidang studi bahasa Indonesia masalah tersebutt mencakup, 1) penggunaan buku teks (buku guru maupun buku siswa), 2) penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan 3) penilaian siswa. Dalam hal ini peneliti akan melakukan penelitian dalam masalah penggunaan buku teks (buku guru maupun buku siswa) untuk mendeskripsikan apakah benar adanya permasalahan yang mendasar sebagai langkah perbaikan.
Buku teks merupakan dasar "komponen" dalam proses belajar mengajar di semua jenis lembaga pendidikan di seluruh dunia (Rahimpour dan Hashemi, 2011: 62). Buku teks memainkan peran penting dalam menentukan keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar karena mereka adalah sebagai agen utama menyampaikan pengetahuan kepada siswa. Hal ini sejalan dengan Abdelwahab (2013: 55) yang menyatakan bahwa buku teks memiliki salah satu fungsi dasar dalam membuat pengetahuan yang ada tersedia dan jelas bagi siswa, mudah, dan cara terorganisir yang dipilih.
Dengan adanya buku teks pelajaran yang kompeten proses belajar dapat berlangsung baik, siswa dapat belajar, guru dapat mempersiapkan dan melaksanakan pembelajaran. Buku teks pelajaran akan berfungsi sebagai sumber acuan bersama dalam proses belajar. Menurut Tarigan (1986:21—24), ada 11 aspek yang dapat digunakan untuk mengukur kualitas suatu buku teks, yaitu: sudut pandangan; kejelasan konsep; relevan dengan kurikulum; menarik minat; menumbuhkan motivasi; menstimulasi aktivitas siswa; ilustratif; komunikatif; menunjang mata pelajaran lain; menghargai perbedaan individu; memantapkan nilai-nilai.
Dalam penelitian ini, Peneliti akan mengkaji dan melakukan penelitian kualitas buku teks  dalam aspek pengembangan motivasi, minat, dan stimulus aktivitas siswa karena buku teks merupakan sarana penyajian bahan pengajaran yang harus menarik, menantang, merangsang, sehingga siswa benar-benar termotivasi untuk mempelajari buku teks tersebut. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Tarigan (1986:18) buku teks sebagai pengisi bahan haruslah menampilkan sumber bahan mantap. Susunannya teratur, sistematis. Jenisnya bervariasi, kaya. Daya penariknya kuat karena sesuai dengan minat siswa bahkan memenuhi kebutuhan siswa. Lebih dari itu buku teks itu menantang merangsang dan menunjang aktivitas dan kreativitas siswa.


B. METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah qualitative-descriptive-research. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena pendekatan kualitatif berfokus pada makna dalam konteks, memerlukan instrumen pengumpulan data yang sensitif terhadap makna yang mendasari ketika mengumpulkan dan menafsirkan data. Penelitian ini menggunakan studi kasus untuk menyelidiki persepsi guru terhadap penggunaan buku teks bahasa Indonesia dan juga untuk mengeksplorasi pengalaman dalam menggunakan buku teks bahasa Indonesia kurikulum 2013.
Sumber data dalah keseluruhan isi buku “Bahasa Indonesia wahana Pengetahuan”. sementara, sumber data diperoleh dari informan dan dokumen. Informan dalam penelitian ini adalah guru bahasa Indonesia kelas VII SMP IT Miftahul Jannah Bandar Lampung. Teknik pengumpulan             menggunakan pe-ngamatan langsung dengan memperhatikan aktivitas penggunaan buku teks oleh guru dan siswa, serta wawancara terbuka dengan bentuk jenis data adalah wawancara transkripsi, jawaban kuesioner terbuka, analisis dokumen dan tes rumpang.          






C. PEMBAHASAN

1.      Deskripsi dan Eksplanasi Keterbacaan Buku Teks

Pada bab II telah disebutkan bahwa bacaan yang dapat digunakan untuk tes isi rumpang adalah bacaan dengan jumlah kosakata berkisar antara 200-250 kata. Sementara bacaan sastra tidak digunakan karena menimbulkan makna bias yang sangat besar. Data keterbacaan tersebut kemudian dianalisis dengan persentase sesuai dengan pedoman cloze test yaitu dengan membagi isian kata yang tepat dengan jumlah kata yang dihapus atau dirumpangkan kemudian dikalikan seratus persen. Formulanya adalah sebagai berikut.

Jumlah isian yang benar
 ---------------------------------- X 100% = tes isi rumpang
Jumlah rumpangan

Setiap skor keterbacaan selalu menggambarkan kemampuan siswa dalam memahami bacaan. Selain itu, juga dapat diketahui keterbacaan bacaan bagi siswa sebagai pengguna.

Sebuah buku dikatakan baik apabila memenuhi kriteria keterbacaan yang tinggi. Dari hasil pelaksanaan tes isi rumpang diperoleh hasil rata-rata kemampuan siswa mengerjakannya adalah 25,78 %. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kemampuan siswa dalam memahami bacaan sangat rendah. Siswa merasa frustasi. Siswa mengalami kesulitan dalam memahami isi bacaan. Ketika menghadapi sebuah bacaan, siswa sepertinya hanya membaca gabungan kata-kata yang tidak dimengerti maksudnya. Oleh karena itu, secara umum buku  ini Bahasa Indonesia wahana Pengetauan memiliki tingkat kemudahan bacaan yang rendah. Artinya, secara umum buku Bahasa Indonesia wahana Pengetahuan ini masuk dalam kategori sukar untuk dibaca dan dimengerti.

Pada dasarnya bila diamati lebih dalam, diksi dalam buku ini tidak terlalu sulit. Hanya memang siswa jarang sekali membaca, sehingga diksi yang sudah umum pun dikatakan sulit. Artinya, hasil tes rumpang untuk kelas VII ini tidak semata-mata karena faktor buku, tetapi juga dapat disebabkan oleh faktor siswa. Namun demikian karena dalam Kurikulum 2013 mencoba menggali dan mengembangkan potensi siswa, maka alangkah lebih baik bila pemilihan buku disesuaikan dengan kemampuan siswa.

2.      Deskripsi dan eksplanasi keseimbangan aspek-aspek pembelajaran dalam buku teks

Seperti dikemukakan Gray pada bab II bahwa dalam pembelajaran bahasa perlu memperhatikan beberapa aspek, yaitu kosakata, struktur, membaca, menyimak, menulis, dan berbicara. Sementara Henry Guntur Tarigan mengemukakan bahwa dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat dua kompetensi yang harus dimiliki, kompetensi fungsional dan kompetensi komunikatif. Ini berarti ada dua aspek pembelajaran yang harus dimiliki dalam belajar bahasa Indonesia, yakni kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa meliputi keterampilan membaca, menulis, menyimak, dan berbicara.


3. Deskripsi dan eksplanasi keterkaitan dengan kurikulum pemerintah

Pelaksanaan kurikulum 2013 ke seluruh sekolah di Indonesia diterapkan pada semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015, namun karena peralihan pemerintahan, kurikulum pendidikan secara nasional ditarik kembali oleh pemerintah sehingga tidak semua sekolah melaksankan kurikulum baik dari sisi guru dan dari sisi saranan prasanan yang komputerirasi aplikasi pendidikan. Pembinaan dan pelatihan upaya pemerintah untuk bisa menyeimbangkan dan menyesuaikan kurikulum baru namun dianggap sia-sia oleh sebagian guru karena pelaksanaanya hanya satu semester dan kembali pada kurikulum KTSP.

            Struktur Kurikulum merupakan pengorganisasian Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, Muatan Pembelajaran, mata pelajaran, dan beban belajar pada setiap satuan pendidikan dan program pendidikan. Struktur Kurikulum merupakan pengorganisasian mata pelajaran untuk setiap satuan pendidikan dan/atau program pendidikan.
Struktur Kurikulum untuk satuan pendidikan menengah terdiri atas:
a. muatan umum;
b. muatan peminatan akademik;
c. muatan peminatan kejuruan; dan
d. muatan pilihan lintas minat/pendalaman minat.
Muatan umum terdiri atas:
1.      muatan nasional untuk satuan pendidikan; dan
2.      muatan lokal untuk satuan pendidikan sesuai dengan potensi dan keunikan lokal.

       a. Kompetensi Inti
            Kompetensi Inti merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan yang harus dimiliki seorang Peserta Didik pada setiap tingkat kelas atau program yang menjadi landasan Pengembangan Kompetensi dasar.
Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik pada kelas tertentu. Melalui kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada kelas yang berbeda dapat dijaga.
            Kompetensi Inti mencakup: sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan yang berfungsi sebagai pengintegrasi muatan Pembelajaran, mata pelajaran atau program dalam mencapai Standar Kompetensi Lulusan.
       Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut:
                   1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;
                   2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;
                   3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan
                   4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.
       Contoh: Kompetensi Inti Kelas I SD/MI, sebagai berikut:
KI-1: Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya
KI-2: Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru
KI-3: Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah
KI-4: Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia

       b. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar merupakan tingkat kemampuan dalam konteks muatan Pembelajaran, pengalaman belajar, atau mata pelajaran yang mengacu pada Kompetensi inti. Kompetensi Dasar mencakup sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan dalam muatan Pembelajaran, mata pelajaran, atau mata kuliah. Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti. Rumusan kompetensi dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu matapelajaran.

       Kompetensi Lulusan SMP/MTS/SMPLB/Paket B
Lulusan SMP/MTs/SMPLB/Paket B memiliki sikap, pengetahuan dan keterampilan sbb:
Kompetensi Lulusan SMP/MTS/SMPLB/Paket B
Dimensi
Kualifikasi Kemampuan
Sikap
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaan.
Pengetahuan
Memiliki pengetahuan faktual dan konseptual  berdasarkan ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, tehnologi, seni, dan budaya dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan dan kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian yang tampak mata
Keterampilan
Memimiliki kemampuan pikir dan tindak yang produktif dan kreatif dalam ranah abstrak dan kongkret sesuai yang dipelajari di sekolah dan sumber lain sejenis.

konsep buku “Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan” sudah menampilkan materi sesuai kurikulum 2013 walau dengan susunan materi yang kurang menarik.

4        Deskripsi dan eksplanasi persepsi guru terhadap buku teks dalam aspek pengembangan motivasi, minat, dan stimulus aktivitas siswa.

Hasil wawancara dengan guru dapat disimpulkan bahwa buku teks “Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan: belum bisa memenuhi ketiga aspek yang menjadi fokus dalam penelitian ini, aspek pengembangan motivasi, menumbuhkan minat dan daya stimulus aktivitas siswa dengan memperhatikan bentuk sajian teks, isi teks dan pilhan bentuk tulisan yang kurang kreatif.

D. SIMPULAN

Kualitas buku teks bahasa Indonesia kelas VII kurikulum 2013 belum bisa memenuhi aspek pengembangan motivasi, minat, dan daya stimulus aktivitas siswa. Dengan memperhatikan keterbacaan siswa, keterkaitan aspek pembelajaran, keterkaitan dengean kurikulum serta persepsi guru bahasa Indonesia. Sehingga sangat disarankan bagi setiap penulis untuk memperhatikan diksi sesuai subjek pembaca agar bisa dipahami dan memberikan kesempatan bagi pembaca mendalami isi dengan semangat tinggi.

Bagikan

Jangan lewatkan

KUALITAS BUKU TEKS BAHASA INDONESIA KELAS VII DALAM ASPEK PENGEMBANGAN MOTIVASI, MINAT, DAN DAYA STIMULUS AKTIVITAS SISWA BERDASARKAN KURIKULUM 2013
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.